Antropologi Indonesia
Abstract
This article analyzes the positive thinking culture of each ethnic group in Poso, CentralSulawesi. This article also examines the factors that cause degradation of ethnic culture ofpositive thinking so as to serve as guidelines for public behavior. The study was conductedby observation, in-depth interviews, and analysis of qualitative data. The research foundthe degradation of cultural values with several contributing factors. Finally, the model canbe described cultural transformation of positive thinking is right to apply to the youngergeneration. The transformational models of positive thinking culture are: parents need tocomprehend positive thinking culture and teach it to their children; the need to teach morals,positive thinking culture and the regional language in schools; an emphasis of parents andleaders as role-leader for the younger generation; the empowerment of traditional leadersin socializing positive thinking culture; the need for emerge individual to direct their thoughtand actions to positive matter.Keywords: positive thinking culture, cultural transformation, social harmony and nationalintegration
References
Alqadrie, S, I., 1999, “Konflik Etnis di Ambon dan Sambas: Suatu Tinjauan Sosiologis”, dalam Antropologi Indonesia, tahun XXIII No. 58. Jakarta: Jurusan Antropologi FISIP UI kerjasama dengan Yayasan Obor Indonesia. Hardjana, Andre, 2005, Pendidikan Multikultural: Pendekatan Budaya; dalam Pendidikan Multikulturalisme dan Revitalisasi Hukum Adat dalam perspektif sejarah. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Koentjaraningrat, peny., 1975, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Mamar, Sulaiman, dkk., 2002, Menemukenali potensi penyebab kerusuhan sebagai dasar untuk mengkonstruksi model pengelolaan konflik di Kabupaten Donggala; Hibah Kompeteisi; Palu: Lembaga Penelitian Untad Mamar, Sulaiman, dkk, 2003, Model pengelolaan konflik sosial politik pada daerah rawan di Sulawesi Tengah; Riset Unggulan terpadu (RUT); Palu: Kementerian Riset dan Teknologi R.I dan LIPI Mamar, Sulaiman, dkk, 2008, Potensi Kearifan budaya lokal yang mendukung kehidupan damai masyarakat di kota Palu; Penelitian Fundamental; dibiayai Dikti Depdikbud; Palu : Lembaga Penelitian Untad Mattulada, 1997,Sketsa Pemikiran Tentang Kebudayaan, Kemanusiaan, dan Lingkungan Hidu p. Ujung Pandang: Hasanuddin University Press Nirwandar, Sapta, 2005, Dalam Bunga Rampai Budaya Berpikir Positif Suku-Suku Bangsa, Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Priwisata RI kerja sama dengan Assosiasi Tradisi Lisan (ATL). Pelly, Usman., 1999, “Akar Kerusuhan Etnis di Indonesia”, dalam Antropologi Indonesia, tahun XXIII, Nomor 59. Jakarta: Jurusan Antropologi FISIP UI kerjasama denganYayasan Obor Indonesia Poloma, M, M., 1994, “Srukturalisme Konflik: Mempertahankan Struktur Melalui Konflik”, dalam Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suparlan, P., 1999, “Konflik Sosial dan Alternatif Pemecahannya”, dalam Antropologi Indonesia, tahun XXIII Nomor 59. Jakarta: Jurusan Antropologi FISIP UI Kerjasama dengan Yayasan Ober Indonesia. Tilaar, H.A.R., 2005, ”Pendidikan Multikulturalisme”, dalam Pendidikan Multikulturalisme dan Revitalisasi Hukum Adat dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Mukhlis Paeni, ed, 2005, Bunga Rampai Budaya Berpikir Positif Suku - Suku Bangsa, Seri 2, Jakarta: Dep. Kebudayaan dan Pariwisata RI kerja sama Asosiasi Tradisi Lisan (ATL). Kenedi Nurhan, ed., 2008, Bunga Rampai Budaya Berpikir Positif Suku - Suku Bangsa II, Seri 3, Jakarta: Dep. Kebudayaan dan Pariwisata RI kerja sama Asosiasi Tradisi Lisan (ATL). Jero Wacik, 2009, Budaya Bertindak Positif, cetakan kedua, 2009, Jakarta: Departemen Kubuyaan dan Pariwisata RI.
Recommended Citation
Mamar, Sulaiman
(2014)
"Budaya Berpikir Positif sebagai Modal Utama Harmoni Sosial dan Integrasi Bangsa,"
Antropologi Indonesia: Vol. 35:
Iss.
1, Article 4.
DOI: 10.7454/ai.v35i1.4724
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jai/vol35/iss1/4