•  
  •  
 

Abstract

The Unmet Need for Family Planning (KB) in 2019 is still far from the 2015-2019 Strategic Plan target set at 9.91 percent. Seventeen provinces have a percentage of Unmet Need KB above the national figure (14.4 percent). One of them is WestJava Province, with a percentage of Unmet Need of 14.8%. Provinces with a high number ofUnmet Needs require the attention of policymakers, especially in the COVID-19 pandemic. West Java is the high-risk red zone category of COVID-19. Increased public awareness of the transmission of Covid-19 is an additional constraint to reducing the Unmet Need for family planning in the community. Therefore, it is necessary to analyze the determinants of Unmet Need as a basis for formulating policies on family planning services appropriate to be applied during the COVID-19 pandemic. This research used mixed methods with SKAP 2019 data as secondary data to identify determinants of Unmet Need for Family Planning inWestJava, and primary data in the formof in-depth interviews with family planning service stakeholders to explore the implementation of family planning services in West Java, including the COVID-19 pandemicsituation. Furthermore, multinomial logistic regression using in the data analysis. The results showed that the variables that had a statistically significant effect on Unmet Need Spacing were age (OR = 0.485) and never visits health facilities (OR = 1.616). While thevariables that have a significant effect on Unmet Need Limiting are the variable age (OR = 7.101), the number of living children more than 3 (OR= 1.466), ruralresidence (OR= 0.528),and the median wealth index (OR = 1.536)

Bahasa Abstract

Kebutuhan Tidak Terpenuhi untuk Keluarga Berencana (KB) pada tahun 2019 masih jauh dari target Rencana Strategis 2015-2019 yang ditetapkan sebesar 9,91 persen. Tujuh belas provinsi memiliki persentase Kebutuhan Tidak Terpenuhi KB di atas angka nasional (14,4 persen). Salah satunya adalah Provinsi Jawa Barat, dengan persentase Kebutuhan Tidak Terpenuhi sebesar 14,8%. Provinsi dengan jumlah Kebutuhan Tidak Terpenuhi yang tinggi memerlukan perhatian dari pembuat kebijakan, terutama di masa pandemi COVID-19. Jawa Barat termasuk dalam kategori zona merah berisiko tinggi COVID-19. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap penularan COVID-19 merupakan kendala tambahan dalam mengurangi Kebutuhan Tidak Terpenuhi untuk keluarga berencana di masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap determinan Kebutuhan Tidak Terpenuhi sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan layanan keluarga berencana yang tepat diterapkan selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan data SKAP 2019 sebagai data sekunder untuk mengidentifikasi determinan Kebutuhan Tidak Terpenuhi untuk Keluarga Berencana di Jawa Barat, dan data primer berupa wawancara mendalam dengan pemangku kepentingan layanan keluarga berencana untuk mengeksplorasi pelaksanaan layanan keluarga berencana di Jawa Barat, termasuk situasi pandemi COVID-19. Selanjutnya, regresi logistik multinomial digunakan dalam analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan secara statistik terhadap Kebutuhan Tidak Terpenuhi untuk Jarak adalah usia (OR = 0,485) dan tidak pernah mengunjungi fasilitas kesehatan (OR = 1,616). Sedangkan variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Kebutuhan Tidak Terpenuhi untuk Pembatasan adalah variabel usia (OR = 7,101), jumlah anak hidup lebih dari 3 (OR = 1,466), tempat tinggal di pedesaan (OR = 0,528), dan indeks kekayaan median (OR = 1,536).

Share

COinS
 
 

To view the content in your browser, please download Adobe Reader or, alternately,
you may Download the file to your hard drive.

NOTE: The latest versions of Adobe Reader do not support viewing PDF files within Firefox on Mac OS and if you are using a modern (Intel) Mac, there is no official plugin for viewing PDF files within the browser window.