•  
  •  
 

Abstract

Indonesia as one of the countries affected by the Covid-19 pandemic has implemented various policies to implement health protocol rules in an effort to minimize the spread of the virus. The policy starts at the socialization stage to the imposition of sanctions. There are administrative sanctions and criminal sanctions which have also begun to be applied, as a strong threat to those who try to underestimate the implementation of health protocols. In late 2020, Indonesia was shocked by the violation of health protocols which were directly threatened with criminal sanctions even though the suspect had carried out administrative sanctions from the local government by paying a number of fines when there was a mass crowd came to his daughter. Wedding. From these legal events, the authors are interested in examining the application of the ultimum remedium and primum remedium principles in the violations on health protocols. The purpose of this study was to determine the application of the ultimum remedium principle or the primum remedium principle to violations of health protocols. Through this study, it was found that the ultimum remedium principle should be prioritized for violations of health protocols, but in this case if the state has other considerations, then the primum remedium principle can be applied to everyone, including in this case MRHS Brothers who violate health protocols based on considerations of public interest. In addition, in this study it is known that criminal sanctions and administrative sanctions can be carried out simultaneously.

Bahasa Abstract

IIndonesia sebagai salah satu negara terdampak pandemi Covid-19 yang menerapkan berbagai kebijakan untuk menerapkan aturan protokol kesehatan (prokes) sebagai upaya meminimalisasikan penyebaran virus. Kebijakan tersebut bermula pada tahapan sosialisasi sampai pada pengenaan sanksi. Sanksi tersebut ada yang bersifat administrasi dan sanksi yang bersifat pidana yang juga mulai diterapkan, sebagai ancaman keras bagi pihak-pihak yang mencoba menganggap remeh penerapan protokol kesehatan (prokes). Pada tahun 2020 akhir, Indonesia digemparkan dengan pelanggaran prokes yang secara langsung diancam sanksi pidana padahal tersangka telah melaksanakan sanksi administrasi pemerintah daerah setempat dengan membayar sejumlah denda ketika terjadi kerumunan massal untuk menikahkan anaknya. Dari peristiwa hukum tersebut penulis tertarik untuk meneliti penerapan asas ultimum remedium dan primum remedium dalam pelanggaran prokes. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan asas ultimum atau asas primum remedium terhadap pelanggaran prokes. Melalui penelitian ini ditemukan hasil bahwa asas ultimum remedium seharusnya diutamakan terhadap pelanggaran prokes, tetapi dalam hal ini jika negara memiliki pertimbangan lain, maka asas primum remedium dapat dikenakan terhadap setiap orang termasuk dalam hal ini Saudara MRHS yang melanggar protokol kesehatan berdasarkan pertimbangan kepentingan umum. Selain itu, dalam penelitian ini diketahui bahwa sanksi pidana dan sanksi administrasi dapat dijalankan secara sekaligus.

References

BUKU

Abidin, Z. (2007). Hukum Pidana I. Jakarta: Sinar Grafika.

Ali, Z. (2015). Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Daliyo, J., Sabon, M. B., Herawati, A. E., Soendjoto, S. H., Sembiring, I. D., Silalahi, H., . . . Sari, J. R. (Eds.). (2001). Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: Prehallindo.

Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia (4 ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Djamali, R. A. (2012). Pengantar Hukum Indonesia (2 ed.). Jakarta: Rajawali Pers.

Dworkin, R. (2007). Contemporary Philosophy in Focus. (A. Ripstein, Ed.) UK: Cambridge University Press.

H.R., Ridwan. (2016). Hukum Administrasi Negara (Revisi ed.). Jakarta: Rajawali Pers.

Hadjon, P. M. & et.al., (1999) Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hagan, F. E. (2015). Introduction to Criminology: Theories, Methods, and Criminal Behaviour, (Pengantar Kriminologi Teori, Metode, dan Perilaku Kriminal) (7 ed.). (A. Anwar, B. Triwibowo, Eds., & N. Cholis, Trans.) Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Hamzah, A. (1997). Penegakan Hukum Lingkungan (Revisi ed.). Jakarta: CV Sapta Artha Jaya.

Hamzah, A. (2014). Asas-asas Hukum Pidana (Revisi ed.). Jakarta: Rineka Cipta.

Hiariej, E. O. (2016). Prinsip-prinsip Hukum Pidana (Revisi ed.). Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.

Kanter, E., & Sianturi, S. (2012). Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya. Jakarta: Storia Grafika.

Machmud, S. (2012). Problematika Penerapan Delik Formil dalam Perspektif Penegakan Hukum Pidana Lingkungan Hidup di Indonesia, Bandung: Mandar Maju.

Mertokusumo, S. (2005). Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty.

Moeljatno. (2015). Asas-asas Hukum Pidana (Edisi Revisi ed.). Jakarta: Rineka Cipta.

Rahardjo, S. (2012). Ilmu Hukum. (Marwan, A. Ed.) Bandung: Citra Aditya Bhakti.

Santoso, T. (2020). Hukum Pidana Suatu Pengantar. Depok: Rajawali Pers. Sari,

E. K., & Simanunsong, A. (2008). Hukum dalam Ekonomi (2 ed.). Jakarta: PT Grasindo.

Sianturi, S., & Panggabean, M. L. (1996). Hukum Penitensia di Indonesia. Jakarta: Alumni AHM-PTHM.

Soekanto, S. (2014). Pokok-pokok Sosiologi Hukum. Jakarta: Rajawali Pers.

Tanya, B. L., Simanjuntak, Y. N., & Hage, M. Y. (2019). Teori Hukum: Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi (Revisi ed.). (C. Yunianto, Ed.) Yogyakarta: Genta Publishing.

Voll, W.D.S. (2016), Dasar-Dasar Ilmu Hukum Administrasi Negara. (Latif, Abdul, Eds.) Jakarta: Sinar Grafika

ARTIKEL JURNAL

Anindyajati, T., Rachman, I. N., & Onita, A. A. (2015). Konstitusionalitas Norma Sanksi Pidana sebagai Ultimum Remedium dalam Pembentukan Perundang-undangan. Jurnal Konstitusi, 12(4), 872-892. doi:10.31078/jk12410

Budiono, A., & Izziyana, W. V. (2016). Ilmu Hukum sebagai Keilmuan Perspektif Paradigma Holistik. Jurnal Hukum Novelty, 9(1), 89-99. Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/ 324200547.pdf

Hairi, P. J. (2018). Konsep dan Pembaharuan Residivisme dalam Hukum Pidana di Indonesia. Jurnal Negara Hukum, 9(2), 199-216. doi:http://dx.doi.org/10.22212/jnh.v9i2.1048

Halomoan, W.T. (2020). Penerapan Sanksi Alternatif selain Pidana Penjara terhadap Pelanggaran Administrasi dalam Tindak Pidana. Jurnal Panji Keadilan, 3 (2), 292-309, doi: https://doi. org/10.36085/jpk.v3i2.1203).

Haryadi, D. (2020). Formulasi Sanksi Pelanggaran Protokol Kesehatan Covid-19 dalam Regulasi Daerah di Kepulauan Banka Belitung. Prosiding Seminar Hukum dan Publikasi Nasional (Serumpun) II. 1 (2), pp. 162-178. Bangka Belitung: Universitas Bangka Belitung. Retrieved from http://prosiding.fh.ubb.ac.id/index.php/prosiding-serumpun/article/view/61/46

Hasibuan, E. S. (2021). Criminal Policy di Masa Pandemi Covid-19. KRTHA Bhayangkara 15(1), 69- 83, doi: https://doi.org/10.31599/krtha.v15i1.531

Husni, Syahbandir, M., Kadir, M. Y., & Dadek, T. A. (2021). Legal Constraints on the Enforcement of Covid-19 Health Protocol in Indonesia. Medico-Legal Update, 21(1), 1601-1611. doi:10.37506/mlu.v21i1.2549

Kamea, H. C. (2013). Pidana Penjara Seumur Hidup dalam Sistem Hukum Pidana di Indonesia, Lex Crimen, II(2), 43-55, https://media.neliti.com/media/publications/3021-ID-pidana-penjara-seumur-hidup-dalam-sistem-hukum-pidana-di-indonesia.pdf)

Kasim, R. (2020). Dehumanisasi pada penerapan hukum pidana secara berlebihan (overspanning van het straftrecht). Jurnal Jambura Law Review, 2(1), 1-29. doi:https://doi.org/ 10.33756/ jalrev.v2i1.2402

Kustana, Jamaludin, A. N., Zuldin, M., & Nuramin, H. (2020). Analisis Kritis Pola Keberagaman dalam Perubahan Sosial ditengah Wabah Covid-19. LP2M, 6. Retrieved from http://digilib. uinsgd.ac.id/30703/ Kusuma,

E. D., Wahid, A., & Isnaeni, D. (2021). Penerapan Sanksi Pelanggar Physical Distancing dan Penggunaan Masker berdasarkan Perwali Batu Nomor 78 Tahun 2020. Jurnal Ilmiah Hukum, Dinamika, 27(6), 876-889. Retrieved from http://www.riset.unisma.ac.id/index. php/jdh/ article/view/9470/7672

Luthan, S. (2009). Asas Dan Kriteria Kriminalisasi. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 16(1), 1-17. doi:https://doi.org/10.20885/iustum.vol16.iss1.art1

Nugraha,M. S., & Putrawan, S. (2018). Pemberian sanksi pidana sebagai ultimum remedium dalam undang-undang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Jurnal Hukum, 7(2), 1-11. Retrieved from https://ocs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/ view/38661/234 62 Patuju,

L., & Afamery, S. S. (2016). Residivis dalam Perspektif Sosiologi Hukum. Jurnal Hukum Volkgeist, 1(1), 104-114. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/ 276820-residivis-dalam-perspektif-sosiologi-huk-36e602f2.pdf

Pinasti, F. D. (2020). Analisis Dampak Pandemi Corona Virus terhadap Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Penerapan Protokol Kesehatan. Wellness And Healthy Magazine, 2(2), 237-249. doi: https://doi.org/10.30604/well.022.82000107

Rahmawati, N. A. (2013). Hukum Pidana Indonesia: Ultimum Remedium atau Primum Remedium. Jurnal Recidive, 2 (1), 39-44. Retrieved from https://jurnal.uns.ac.id/recidive/art icle/ view/32002/21376

Rezaei, M., & Azarmi, M. (2020). DeepSOCIAL: Social Distancing Monitoring and Infection Risk Assessment in Covid-19 Pandemic. Applied Science, 10(20), 1-29. doi:10.3390/ app10217514

Rothan, H. A., & Byrareddy, S. N. (2020). The epidemiology and pathogenesis of coronavirus disease (COVID) outbreak. Journal of Autoimmunity, 1-4. doi: https://doi.org/10. 1016/j. jaut.2020.102433

Sari, M. K. (2020). Sosialisasi tentang Pencegahan Covid-19 di Kalangan Siswa Sekolah Dasar di SD Minggiran 2 Kecamatan Papar Kabupaten Kediri. Jurnal Karya Abdi, 4(1), 80-83. doi:https://doi.org/10.22437/jkam.v4i1.9821

Sari, N. (2017). Penerapan Asas Ultimum Remedium dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 17(3), 351-363. doi:http:// dx.doi.org/10.30641/dejure.2017.V17.351-363

Setiadi, W. (2018). Sanksi Administratif sebagai Salah Satu Instrumen Penegakan Hukum dalam Peraturan Perundang-undangan. Jurnal Legislasi Indonesia, 6(4), 603-614. Retrieved from https://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/viewFile/336/220

Setiawan, K. E. & Suharyani, N. P. N. (2020). Denda Administrasi sebagai Ultimum Remedium dalam Penegakan Hukum Prokes menurut Pergub Bali No.46/2020. Jurnal Komunitas Yustisia Univ. Pendi. Ganesha, 4 (2), 2021, 355-363, doi: http://dx.doi.org/ 10.23887/ jatayu.v4i2.38087

Shereen, M. A., Khan, S., Kazmi, A., Bashir, N., & Siddique, R. (2020). Covid-19 infection: Origin, transmission, and characteristics of human coronaviruses. Journal of Advanced Research, 91-98. doi:10.1016/j.jare.2020.03.005

Sianturi, P. R. (2020). Pembalikan Beban Pembuktian sebagai Primum Remedium dalam Upaya Pengembalian Aset Negara pada Kasus Tindak Pidana Korupsi. Jurnal Simbur Cahaya, 27(1), 19-42. doi:10.28946/sc.v27i1.461

Soleh, M. F. (2020). Penimbunan Alat Pelindung Diri pada Masa Pandemi Covid-19: Kajian Hukum Pidana Bidang Perlindungan Konsumen. Undang: Jurnal Hukum, 3(1), 1-31. doi:10.22437/ ujh.3.1.1-31

Subyakto, K. (2015). Azas Ultimum Remedium ataukah Azas Primum Remedium yang dianut dalam Penegakan Hukum Pidana pada Tindak Pidana Lingkungan Hidup pada UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jurnal Pembaharuan Hukum, 2(2), 209-213, doi:http://dx.doi.org/10.26532/jph.v2i2.1431

Wardhana, B. S. (2020). Kompleksitas Tugas Kepolisian pada Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Ilmu Kepolisian, 14(2), 2020, 80-88, http://mail.jurnalptik.id/index.php/JIK/ article/ view/252.

Widiyantoro, B., & Parapat, E. R. (2011). Das Sein dan Das Sollen dalam Sistem Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) di Indonesia. Jurnal Majalah Ilmiah Solusi, 10(20), 1-8. Retrieved from https://journal.unsika.ac.id/index.php/solusi/article/view/72

Included in

Criminal Law Commons

COinS