•  
  •  
 

Abstract

Menghadapi potensi ancaman serangan senjata rudal pemusnah massal dari rogue states, seperti Iran and Korea Utara, Amerika Serikat (AS) merespon dengan mendirikan program Pertahanan Rudal Balistik (BMD) untuk menembak jatuh rudal-rudal tersebut di angkasa. Akan tetapi, Republik Rakyat Cina (RRC) menganggap program BMD AS itu tidak hanya bertujuan untuk menghadapi rogue states, namun juga RRC. RRC menilai rudal dan senjata nuklir sebagai "belati" yang telah berhasil menjamin stabilitas internasional melalui penciptaan hubungan saling gentar (mutual deterrence) di antara kekuatan-kekuatan nuklir dunia. Sementara program BMD yang diibaratkan sebagai "perisai" dianggap hanya akan mendestabilisasi hubungan tersebut. Guna mengimbangi BMD AS, RRC akan meningkatkan jumlah dan kualitas rudal serta senjata nuklirnya hingga tetap kredibel dalam menjaga hubungan saling gentar dengan AS. Kondisi ini justru akan menciptakan lingkungan strategis internasional yang makin tidak stabil dan bahkan berpotensi memicu perlombaan senjata nuklir antara RRC dengan AS. Untuk mencegah kondisi tersebut, AS harus meyakinkan RRC bahwa program BMD hanya digunakan untuk menghadapi rogue states.

References

Antara. (3 September 2013). Indonesia agar Fokus Ekspor ke Cina. http://www.antaranews.com/berita/393747/indonesia-agar-fokus-ekspor-ke- china.

Antara. Hubungan Militer RI-RRC semakin meningkat. 11 Januari,

2013.http://www.antaranews.com/berita/352583/hubungan-militer-ri-rrc-

semakin-meningkat.

ASEAN (20 Mei 2014). ASEAN Trade Partner 2013. http://www.aseansec.com/

ASEAN. 2013. Statement of ASEAN Foreign Ministers on ASEAN’s Six Point

Principle.

BBC China, (4 Desember 2012). China Navy to Carry out Pasific Exercise. 14.30, http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-china-15866989

BBC Indonesia. (2 April 2014)Latihan Gabungan AL jadi momentum

Indonesia.http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/04/140402_komodo.sht

ml

Beckman, Robert. 2013. “The South China Sea: the Evolving Dispute Between China

and her Maritime Neigbours”. Geomatics World, Maret-April 2013 No. 3 Vol.

2, 21-23

Bedford, Christian. 2011. View From the West: An Arms Race in the South China Sea.

Canadian Naval Review, Vol 7 No. 3, 39-40.

Boonpriawan, Lalita. 2012. The South China Sea Dispute: Evolution, Conflict

Management, and Resolution. ICIRD. 11-12.

Bradford, John. 2010. U.S Strategic Interests and Cooperative Activities in Maritime

Southeast Asia.Maritime Security in Southeast Asia. NBR Special Report No.

24

Brown, Jessica,. (3 Februari 2011). Jakarta’s Juggling Act: Balancing China and

America in the Asia Pacific.Foreign Policy Analysys, No. 5, The Centre for

Independent Studies.

Charlyle A. Thayer, “ASEAN Unity Restored by Shuttle Diplomacy?” Thayer

Consultancy Background Brief (2012).

Chwee, Kuik Cheng. 2008. The Essence of Hedging: Malaysia and Singapore’s

Response to the Rising of China,” Contemporary Southeast Asia Vol. 30, No.

2, 166-170.

Cliff, Roger, et. All. 2011. Shaking the Heavens and Splitting the Earth: Chinise Air

Force Employment Concepts in the 21st Century. RAND Project Air Force.

194-201.

DeSilva-Ranasinghe, Sergei. Darwin’s Importance to US Asia-Pacific Strategy, 2-4. Dexian,CPT Cai. 2013.Hedging for Maximum Flexibility: Singapire’s Pragmati

Approach to Security Relations with the US and China.Pointer Journal of the

Singapore Armed Forces, Vo.l. 39 No. 2

Dibb, Paul. 2001. Indonesia: The Key to South-East Asia’s Security. International

Affairs, Vol. 77 No. 4, 836-837.

Diesing, Paul. 1971. Patterns of Discovery in the Social Sciences. Chicago: Aldine- Atherton.

Dutton, Peter. 2011. Three Disputes and Three Objective: China and the South China

Sea.Naval War College Review, Vol 6. No. 4, 44-46.

DW. (3 Oktober 2013). Sejarah Baru Hubungan RI-Cina. http://www.dw.de/sejarah- baru-hubungan-ri-cina/a-17133331


Share

COinS