Abstract
Despite ongoing efforts and commitment to reducing Low Birth Weight (LBW) babies, globally, the incidence of LBW has stagnated. This study uses a combined factor of maternal and husband/partner education variables to analyze the complexity of LBW incidents. This research uses secondary data from the 2017 SDKI with a multilevel logistic regression analysis method to look at the relationship between the similarity of parental education and the baby's birth weight at the individual and community levels. The results of the research show that mothers who have husbands/partners with equivalent education and higher education (≥high school or equivalent) have a lower tendency to experience LBW than mothers who have partners with unequal education. In addition, mothers who have partners with equivalent education and low educational characteristics have a higher tendency to give birth to LBW compared to other groups of mothers. The variables, including village resident status, living in an environment or community with a high average percentage of extreme poverty, and experiencing problems related to distance to health facilities, were associated with the birth of babies with low birth weight. The importance of commitment related to education, emphasis on fulfilling the number of prenatal visits, and the intervention strategy of the Scaling Up Nutrition (SUN) Movement need to be increased to reduce the number of babies with low birth weights.
Bahasa Abstract
Terlepas dari upaya yang berkelanjutan dan komitmen untuk mengurangi bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), secara global, insiden BBLR mengalami stagnasi. Studi ini menggunakan faktor gabungan dari variabel pendidikan ibu dan suami/ pasangan dalam mengurai kompleksitas kejadian BBLR. Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI 2017 dengan metode analisis regresi logistik multilevel dalam melihat hubungan antara kesamaan pendidikan orangtua dengan berat badan bayi saat lahir di tingkat individu dan komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki suami/ pasangan dengan pendidikan yang setara dan merupakan pendidikan tinggi (≥SMA sederajat) memiliki kecenderungan yang lebih rendah dalam mendapati BBLR dibandingkan ibu yang memiliki pasangan dengan ketidaksamaan pendidikan. Selain itu, ibu yang memiliki pasangan dengan pendidikan yang setara dengan karakteristik pendidikan rendah memiliki kecenderungan yang lebih tinggi dalam melahirkan BBLR dibandingkan kelompok ibu lainnya. Variabel responden yang antara lain sebagai penghuni desa, tinggal di lingkungan atau komunitas dengan persentase rata-rata kemiskinan ekstrim yang tinggi, dan mengalami masalah terkait jarak menuju fasilitas kesehatan, berasosiasi terhadap kelahiran bayi dengan berat lahir rendah. Pentingnya komitmen terkait pendidikan, penekanan pada pemenuhan jumlah kunjungan prenatal, serta strategi intervensi Gerakan Scalling Up Nutrition (SUN) perlu ditingkatkan guna menekan jumlah kelahiran bayi dengan berat lahir rendah.
Recommended Citation
Johanna, Mudya and Samosir, Omas Bulan
(2023)
"WHO MARRIES WHOM MATTERS: KESAMAAN PENDIDIKAN ORANGTUA DAN BERAT BADAN SAAT LAHIR DI INDONESIA,"
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia: Vol. 8:
No.
2, Article 4.
DOI: 10.7454/eki.v8i2.6840
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/eki/vol8/iss2/4
Included in
Economic Policy Commons, Health Economics Commons, Pharmacoeconomics and Pharmaceutical Economics Commons, Public Health Commons