Abstract
The mechanism for procuring goods and services in handling emergencies is different from regular/ordinary conditions. The main difference is in the stage of the procurement implementation. Today's problems are the enormous price disparity, the increasing availability and demand, especially for personal protective equipment (PPE). The disparity has resulted in more significant expenses in hospital spending, this condition impact hospital finances. This research is an observational study. The method is qualitative with interviews and data collection. The data taken are primary data and secondary data. Informants consist of main informants and triangulation informants. The data collection instrument was an in-depth interview guide. From the research results obtained: before the COVID-19 pandemic, two methods of implementing procurement (E-Catalogue and Direct Procurement) while procurement during the pandemic used three methods (E-Catalogue, Direct Procurement and Direct Appointment). The procurement process is following the established rules. The procurement process that is carried out has complied with the procurement principles and ethics. There has been a change in the General Procurement Plan for 2020 due to the pandemic. The realization of revenue for Dr Kariadi Hospital in 2020 exceeded the predetermined target, so it can be said that the financial condition of Dr Kariadi Hospital during the COVID-19 pandemic was considered healthy. This study concludes that the procurement process in the COVID-19 pandemic condition follows the principles, ethics and regulations that have been set, as well as the financial condition of Dr Kariadi during the COVID-19 pandemic, was considered healthy.
Bahasa Abstract
Mekanisme pengadaan barang dan jasa (PBJ) dalam penanganan keadaan darurat berbeda dengan kondisi normal/biasa. Perbedaan utama adalah pada tahapan pelaksanaan pengadaannya. Masalah yang terjadi saat ini adalah disparitas harga yang sangat besar, ketersediaan dan jumlah kebutuhan yang meningkat terutama pada alat pelindung diri (APD). Disparitas telah mengakibatkan pengeluaran rumah sakit menjadi lebih besar. Kondisi ini memberikan pengaruh terhadap keuangan rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode kualitatif. Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Informan terdiri dari informan utama dan informan triangulasi. Instrumen pengumpulan data adalah pedoman wawancara mendalam. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebelum pandemi COVID-19 ada dua metode pelaksanaan PBJ (E Katalog dan Pengadaan Langsung) sedangkan PBJ pada masa pandemi menggunakan tiga metode (E-Katalog, pengadaan langsung dan penunjukan langsung). Proses PBJ sudah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Proses PBJ yang dilakukan telah mematuhi prinsip - prinsip dan etika PBJ. Terdapat perubahan Rencana Umum Pengadaan Tahun 2020 akibat pandemi. Realisasi penerimaan RSUP Dr. Kariadi Tahun 2020 melampaui target yang telah ditetapkan, sehingga dapat dikatakan kondisi keuangan RSUP Dr. Kariadi selama masa Pandemi COVID-19 dinilai sehat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses PBJ pada kondisi pandemi COVID-19 telah sesuai dengan prinsip – prinsip, etika dan peraturan yang telah ditetapkan serta kondisi keuangan RSUP Dr. Kariadi saat pandemi COVID-19 dinilai sehat.
Recommended Citation
Sasongko, Himawan
(2021)
"Pengaruh Pengadaan Barang dan Jasa pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Terhadap Kondisi Keuangan Rumah Sakit di RSUP Dr. Kariadi Semarang,"
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia: Vol. 6:
No.
1, Article 4.
DOI: 10.7454/eki.v6i1.4898
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/eki/vol6/iss1/4
Included in
Economic Policy Commons, Health Economics Commons, Pharmacoeconomics and Pharmaceutical Economics Commons