Abstract
The Governor of West Sumatra Province of Indonesia imposed a mandatory social distancing (PSBB) to slow down the Covid-19 outbreak from 22 April to 7 June 2020. The cons argued that PSBB was ineffective because of the impossibility to limit people’s movements. The pros, on the other hand, viewed PSBB as a training facility to increase people’s awareness about the pandemic. Our research aims at evaluating the effectiveness of PSBB by using the Kermack-McKendrick SIR pandemic model and the NLSUR non-linear least square estimation. Using daily data published by the Covid-19 task force, we found that PSBB had a positive impact on flattening the curve. Assuming that vulnerable people were around 30% of the population, PSBB has reduced the rate of spread of Covid-19 from around 2 persons to less than 1 person for every infected. We also found that the economic consequences of PSBB on commodities varied by their demand and supply characteristics. We, therefore, suggest that policy interventions related to price control and subsidy should consider these characteristics. For future research, as data more available, the effect of PSBB on broader economic variables such as poverty and growth in the province needs to be examined.
Bahasa Abstract
Gubernur Provinsi Sumatera Barat memberlakukan kewajiban pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk memperlambat penyebaran wabah Covid-19 dari 22 April hingga 7 Juni 2020. Banyak yang kontra dan menilai PSBB tidak efektif karena kesulitan membatasi pergerakan orang selama PSBB. Di sisi lain, kalangan yang pro menilai PSBB perlu dilihat sebagai sarana latihan bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang penyebaran virus. Penelitian kami mengevaluasi efektivitas PSBB dengan menggunakan model matematika standar Kermack-McKendrick SIR dan menggunakan estimasi kuadrat terkecil non-linier NLSUR. Dengan menggunakan data harian yang diterbitkan oleh satuan tugas COVID-19, kami menemukan bahwa PSBB secara signifikan berdampak positif dalam menurunkan laju penyebaran virus. Dengan asumsi penduduk rentan sekitar 30% dari populasi, PSBB telah menurunkan angka penyebaran COVID-19 dari sekitar 2 orang menjadi kurang dari 1 orang untuk setiap kasus terkonfirmasi positif. Kami juga menemukan bahwa konsekuensi ekonomi dari penerapan PSBB terhadap komoditi bergantung kepada karakteristik permintaan dan penawarannya. Karena itu kami merekomendasikan kebijakan harga dan subsidi mesti berpedoman kepada karakteristik tersebut. Untuk penelitian lanjut, dengan semakin tersedianya data, penelitian tentang dampak PSBB terhadap variabel ekonomi yang lebih luas seperti kemiskinan dan pertumbuhan di provinsi ini urgen dilakukan
Recommended Citation
Ridwan, Endrizal and Novianda, Besti
(2021)
"Mandatory Social Distancing for Covid-19 Outbreak and Its Economic Consequences in West Sumatera - Indonesia,"
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia: Vol. 6:
No.
1, Article 1.
DOI: 10.7454/eki.v6i1.4548
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/eki/vol6/iss1/1
Included in
Economic Policy Commons, Health Economics Commons, Pharmacoeconomics and Pharmaceutical Economics Commons