Abstract
Several diseases that become catastrophic at the household level include end-stage renal disease, cardiovascular diseases, cancer, thalassemia, and hemophilia. Patients with these diseases benefit significantly from the National Health Insurance (JKN), and these conditions absorb high claim costs from JKN. Special attention is needed to manage these diseases effectively. Disparities in healthcare facilities, specialists, and variations in Case Mix Group (CMG) payment are suspected to be important contributing factors to the variation in JKN fund absorption across provinces. This study uses 2014 claim data from BPJS Kesehatan in Jakarta and East Nusa Tenggara (NTT) provinces to explore the extent of these differences. The total number of claims analyzed was 309,301. The results show statistically significant differences in claim payments per case, per admission, and per hospital day. These differences are primarily due to variations in CMG prices, which do not provide adequate incentives for specialists to work in smaller hospitals of classes B, C, and D in lower-income provinces. This study does not prove the transfer of JKN funds from NTT to Jakarta.
Bahasa Abstract
Beberapa penyakit yang tergolong katastropik pada tingkat rumah tangga adalah gagal ginjal, penyakit kardiovaskular, kanker, thalassemia, dan hemofilia. Penderita penyakit-penyakit ini adalah kelompok yang paling banyak memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan penyakit-penyakit tersebut menyerap klaim besar dalam JKN yang memerlukan perhatian serius. Karena perbedaan sebaran fasilitas kesehatan, kompetensi tenaga medis, dan besaran pembayaran Case Mix Group (CMG) yang tidak adil, diduga terjadi ketidakseimbangan dalam penyerapan dana JKN antara provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besaran klaim penyakit tersebut di dua provinsi: Jakarta dengan pendapatan per kapita tinggi dan NTT dengan pendapatan per kapita rendah. Penelitian ini menggunakan data klaim BPJS Kesehatan tahun 2014 yang berjumlah 309.301 klaim di kedua provinsi tersebut untuk mengeksplorasi sejauh mana perbedaan klaim. Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam rata-rata klaim per CBG, per perawatan, dan per hari rawat. Faktor terbesar dari perbedaan tersebut adalah besaran CBG yang tidak memberikan insentif yang memadai untuk pemerataan dokter spesialis ke rumah sakit kelas B, C, dan D di daerah dengan pendapatan per kapita rendah. Penelitian ini tidak membuktikan adanya transfer dana dari provinsi NTT ke provinsi DKI.
Recommended Citation
Heniwati, Heniwati and Thabrany, Hasbullah
(2016)
"Perbandingan Klaim Penyakit Katastropik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Provinsi DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Timur,"
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia: Vol. 1:
No.
2, Article 3.
DOI: 10.7454/eki.v1i2.1771
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/eki/vol1/iss2/3
Included in
Economic Policy Commons, Health Economics Commons, Pharmacoeconomics and Pharmaceutical Economics Commons