•  
  •  
 

Abstract

Since Chenery & Syrquin (1975), the pattern of transition from agriculture-heavy economies to industry and then later to services has been central to growth literatures. But recent empirical works have casted doubts on whether developing countries are able to follow the same path. This paper analyzes whether structural change in Indonesia has been productivity-enhancing. This paper finds that structural change from 1998-2014 has not been able to generate impact on economy-wide productivity. This paper also explores possible determinants of the direction of structural change. This paper does not find commodity dependence nor human capital to have clear association with low structural productivity that is observed.

Bahasa Abstract

Sejak Chenery & Syrquin (1975), transformasi struktural dari sektor pertanian menuju industrialisasi dan kemudian ke sektor jasa dianggap sangat penting dalam pertumbuhan. Meski demikian, beragam penelitian terkini telah menunjukkan bahwa banyak negara-negara berkembang tidak mengikuti pola yang sama dan mengalami deindustrialisasi prematur. Penelitian ini mencoba melihat apakah proses transformasi struktural di indonesia telah berdampak baik pada produktivitas dan pertumbuhan. Penelitian ini menemukan bahwa transformasi struktural di Indonesia pada tahun 1998 hingga 2014 belum mampu memberikan dampak yang positif perekonomian secara menyeluruh. Penelitian ini juga mencoba melihat faktor-faktor yang mampu menjelaskan fenomena tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa ketergantungan akan sumber daya mineral dan human capital tidak memiliki pengaruh yang nampak terhadap rendahnya komponen structural productivity di Indonesia.

Share

COinS