Abstract
The national TB control program target is TB elimination at 2035 and TB eradication at 2050. Hospitals must establish a DOTS Team who have responsibility to implementing the TB control program and must be record and report any disease cases. TB case reporting uses the Integrated Tuberculosis Information System (SITT) since 2020. Integrated Tuberculosis Information System has become the Tuberculosis Information System (SITB). Syarif Hidayatullah Hospital is one of the 3 hospitals that have not completed the report. This research is a descriptive analytic study with a qualitative approach. The data collecting data include documents review, observation, and in-depth interviews with key informants. The results showed that recording and reporting did not run optimally because 1) the lack of human resources such as nurses as the spearhead of manual record, 2) there was no funding for the TB DOTS program including for recording and reporting, 3) Hospital Information System was not integrated into all service units causing difficulties in data collection TB patients, 4) the internal network did not working properly because there is no socialize about TB recording and reporting flowchart. Increased management commitment in implementing the TB DOTS program so that recording and reporting can working properly.
Bahasa Abstract
Pendahuluan.Target program Penanggulangan TB nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TB tahun 2050. Rumah sakit harus menetapkan Tim DOTS yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program Penanggulangan TB dan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap setiap kejadian penyakit. Pelaporan kasus TB menggunakan Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu (SITT), yang sejak tahun 2020 menjadi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB). RS Syarif Hidayatullah termasuk 1 dari 3 rumah sakit yang belum melengkapi pelaporan dalam SITB. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan data dengan telaah dokumen, observasi dan wawancara mendalam pada informan kunci. Hasil dan Pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan pencatat dan pelaporan tidak berjalan maksimal karena 1) kurangnya SDM perawat sebagai ujung tombak pencacatan manual, 2) belum adanya pendaan untuk program TB DOTS termasuk untuk pencatatan dan pelaporan, 3) SIMRS belum terintegrasi ke semua unit pelayanan menyebabkan kesulitan penarikan data pasien TB, 4) jejaring internal tidak berjalan baik karena belum semua tersosialisasi tentang alur pencatatan dan pelaporan pasien TB. Kesimpulan. Perlunya peningkatan komitmen manajemen dalam implementasi program TB DOTS sehingga pencatatan dan pelaporan dapat berjalan dengan baik.
Recommended Citation
Ratnasari, Yunita and Sjaaf, Amal Chalik
(2023)
"EVALUATION OF TUBERCULOSIS RECORDING AND REPORTING CASE SYSTEM AT SYARIF HIDAYATULLAH HOSPITAL IN 2020,"
Jurnal ARSI : Administrasi Rumah Sakit Indonesia: Vol. 9:
No.
1, Article 4.
DOI: 10.7454/arsi.v9i1.4742
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/arsi/vol9/iss1/4
