•  
  •  
 

Abstract

Healthy Indonesia Program with Family Approach (PIS PK) is a way to expand Puskesmas reach and access to health services through family home visit Overcoming non-communicable diseases (NCD) is a national priority in achieving Healthy Indonesia because the prevalence of NCD continues to increase. Managing NCD specifically hypertension, Diabetes Mellitus and mental disorders are among the indicators of healthy families in achieving PIS PK.This research uses the qualitative method through in-depth interviews and related document. Analysis of readiness of financing for hypertension, Diabetes Mellitus and mental is calculated using costing methode of SPM. The results indicated health spending for PIS PK activities were utilized for socialization, education and data collection. Referring to SPM costing calculation, the City of Depok was able to implement SPM for hypertension, Diabetes Mellitus and Mental Disorder with using only 1.38% of the total APBD (non-salary). Depok City is not ready in implementing PIS PK, specifically in terms of commitment, human resources, and budget. Though already familiar with PIS PK, Depok City states due to its limited resources, PIS PK implementation depends on the availability of funding from Non-Physical DAK disbursement that tends to have a lengthy lag time between the proposal process and the realization of the disbursement. The financing of PIS PK requires a more optimal planning process and allocation of human resources as needed.

Bahasa Abstract

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) merupakan cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga. Skala prioritas nasional dalam mencapai Indonesia Sehat salah satunya adalah menanggulangi penyakit tidak menular termasuk hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa yang prevalensinya semakin meningkat. Hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa merupakan salah satu indikator keluarga sehat dalam PIS PK untuk mencapai SPM. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan telaah dokumen. Kesiapan pembiayaan Hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa dihitung dengan menggunakan metode costing SPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja kesehatan untuk PIS PK digunakan untuk sosialisasi, edukasi dan pendataan. Mengacu pada perhitungan costing SPM, Kota Depok mampu melaksanakan SPM untuk Pelayanan Dasar Hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa karena hanya menggunakan 1,38% APBD Kesehatan Belanja Langsung (Non Gaji). Akan tetapi, Kota Depok belum siap dalam melaksanakan PIS PK dalam hal komitmen, SDM, dan anggaran. Kota Depok sudah memahami PIS PK namun pelaksanaannya tergantung pada ketersediaan pembiayaan yang berasal dari pencairan anggaran DAK Non Fisik. Hal ini disebabkan karena terdapat jeda waktu antara proses pengusulan dan realisasi pencairan anggaran sementara SDM terbatas. Diperlukan proses perencanaan yang lebih optimal serta pengalokasian SDM sesuai kebutuhan.

Share

COinS
 
 

To view the content in your browser, please download Adobe Reader or, alternately,
you may Download the file to your hard drive.

NOTE: The latest versions of Adobe Reader do not support viewing PDF files within Firefox on Mac OS and if you are using a modern (Intel) Mac, there is no official plugin for viewing PDF files within the browser window.