•  
  •  
 

Abstract

Fables typically attach human attributes to animal characters to convey moral messages and teachings, but a number of modern authors use animal characters in their literary works to criticize current sociocultural phenomena. One famous literary work that contains many forms of allegory about relationships between human and animal characters is O, a novel by Eka Kurniawan. Allegories in O are used to exhibit contradictions between humans and animals. Animal characters are presented as possessing human traits, bringing up the idea that animals can become ideal human beings (the concept of “being human”). Meanwhile, human characters are presented as possessing animal instincts, bringing up the idea that humans can become animals (the concept of “becoming animal”). The author also explores humanitarian issues by presenting animal characters who turn out to be more humane than humans.

Bahasa Abstract

Jika fabel tokoh hewan melekat pada watak dan sifat manusia untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai ajaran moral, kemunculan pengarang saat ini menggunakan tokoh binatang dalam karya sastra terkenal untuk mengkritisi isu-isu terkini. Salah satu karya sastra terkenal yang memunculkan banyak bentuk alegori tentang hubungan antar tokoh manusia dan hewan adalah novel O karya Eka Kurniawan. Dalam O, ada kontradiksi alegori dalam hubungan antara figur manusia dan hewan. Tokoh hewan menunjukkan sifat manusia untuk memunculkan gagasan bahwa hewan dapat menjadi manusia yang ideal (being human). Sedangkan karakter manusia menunjukkan naluri binatang untuk memunculkan gagasan bahwa manusia bisa menjadi seperti binatang (becoming animal). Penulis membahas masalah kemanusiaan dengan menghadirkan karakter dengan binatang yang lebih manusiawi dari manusia itu sendiri.

References

Banash, David. 2016. To the Other: The Animal and Desire in Michael Field’s Whym Chow: Flame of Love dalam Figuring Animals: Essays on Animal Images in Art, Literature, Philosophy and Popular Culture. London: Palgrave Macmillan.

Deleuze and Guattari. 2005. A Thousand Plateaus. London: University of Minnesota Press. Endraswara,

Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).

Iman, Agus. 2017. Kritik Sosial dalam Novel 0 Karya Eka Kurniawan. Humanis Journal, 9(2), 127—134.

Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Kurniawan, Eka. 2006. O. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mckay, Robert. 2016. Identifying with The Animals: Language, Subjectivity, and The Animal Politics of Margaret Atwood’s Surfacing. Figuring Animals: Essays on Animal Images in Art, Literature, Philosophy and Popular Culture. London: Palgrave Macmillan.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

__________________2010. Sastra Anak dan Pembentukan Karakter. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Mei(3), 25—40

_________________2013. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ridwan, M. 2016. Ajaran Moral Dan Karakter Dalam Fabel Kisah Dari Negeri Dongeng Karya Mulasih Tary . Premiere Educandum, 6(1), 95—109.

Sarumpaet, Riris K. Toha. 2007. Dengan Sastra Menjadi Manusia. Jurnal Ilmu Sastra dan Budaya, 3(5), 27—63.

Sangidu. 2004. Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, dan Kiat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Soetarno.1982. Peristiwa Sastra Melayu Lama. Surakarta: Widya Duta.

Sukirno. (2018). Kebiadaban Manusia dalam Tetralogi Novel Eka Kurniawan. Edukata, 5(1), 65—76.

COinS