Abstract
Silat Pisau is a distinctive cultural heritage of the Anambas Islands Regency. Although it has existed for quite some time, its presence has remained relatively obscure—possibly due to its exclusion from modern silat organizations. Silat Pisau began to develop several years before Indonesia’s independence in the village of Candi, Anambas Islands Regency, with the knife serving as the primary weapon in its practice. The use of this weapon carries both practical and philosophical significance. This paper aims to provide an overview of the existence and transmission of Silat Pisau in the Anambas Islands Regency. A qualitative approach was employed in this study, utilizing literature review, observation, and interviews. Analysis of the movements and the tradition of inheritance reveals that the knife is used primarily due to its accessibility; it can be found easily in nearly every household. Its relatively small size and shape also make it convenient to carry. Furthermore, the transmission of this tradition contains symbols or signs that can be interpreted as moral guidelines for personal conduct and social interaction.
References
Arman, D. (2022). Sejarah Pulau Siantan sebagai Pusat Aktivitas Bajak Laut dan Daerah Pelarian Politik pada Abad 18 M. Local History & Heritage. 2(1), 1-9.
Badan Pusat Statistik. 2022. Statistik Indonesia 2022. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Creswell, John W. (2016). Researrch Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Draeger, Donn F.. (1972). The Weapons and Fighting Arts of the Indonesia. Tokyo: Tuttle Publishing.
Elvandari, E. (2020). Sistem Pewarisan sebagai Upaya Pelestarian Seni Tradisi. Geter : Jurnal Seni Drama, Tari Dan Musik, 3(1), 93–104. https://doi.org/10.26740/geter.v3n1.p93-104
Hadiz, Vino. (2022). Promosi Budaya dan Wisata Melalui Tradisi Bela Diri Silek Minangkabau. https://sage2vacationhome.wordpress.com/2022/04/28/promosi-budaya-dan-wisata-melalui-tradisi-bela-diri-silek-minangkabau/
Liraturahma, Windri. (2024). Silek Bekal Merantau dalam Tradisi Minangkabau. Jurnal Bengkulu. https://www.jurnalbengkulu.com/silek-bekal-merantau-dalam-tradisi-minangkabau
Maryono, O’ong. (2008). Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta: Benang Merah.
Nawi, G.J. (2016). Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi. Jakarta: Pustaka Obor.
Shamsuddin, S. (2005). The Malay Art of Self-Defense: Silat Seni Gayong. USA: North Atlantic Books.
Sholik, M. I., Rosyid, F., Mufa'idah, K., Agustina, T., & Ashari, U. R. (2016). Merantau Sebagai Budaya (Eksplorasi Sistem Sosial Masyarakat Pulau Bawean). Cakrawala, 10(2), 143–153. https://doi.org/10.32781/cakrawala.v10i2.39
Tim Penyusun. (2021). Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulan Anambas.
Wiraseptya, Tedy dan Afdhal, Vernanda Em. (2019). Kajian Ikonografis Senjata Tradisional Kurambiak Minangkabau Cakar Harimau Sumatera. Majalah Ilmiah UPI YPTK, 26(2), 100–108. https://doi.org/10.35134/jmi.v26i2.74
Bahasa Abstract
Silat pisau merupakan warisan budaya yang khas di Kabupaten Kepulauan Anambas. Keberadaan silat ini sudah cukup lama, meskipun samar didengar keberadaannya. Hal ini barangkali karena silat pisau tidak tergabung dalam organisasi silat modern. Silat pisau tumbuh beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka di Desa Candi, Kabupaten Kepulauan Anambas.. Pisau menjadi senjata yang digunakan dalam praktik silatnya. Ada alasan praktis dan filosofis dari pemakaian alat tersebut. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai eksistensi dan pewarisan silat pisau di Kabupaten Kepulauan Anambas. Pendekatan kualitatif dilakukan dalam penelitian ini dengan metode studi pustaka, observasi, dan wawancara. Berdasarkan analisis terhadap gerakan dan tradisi pewarisannya diketahui bahwa pisau digunakan karena alat ini dapat ditemukan dengan mudah di mana saja, termasuk di setiap rumah. Dengan bentuk dan ukuran yang relatif kecil, pisau juga mudah untuk dibawa. Selain itu, dalam pewarisannya terdapat simbol atau tanda yang dapat dimaknai sebagai pedoman hidup dalam membawa diri dan bermasyarakat.
Recommended Citation
Mubarok, Jauhar; Buduroh, Mamlahatun; and Sari, Renny Puspa
(2025)
"EKSISTENSI DAN PEWARISAN SILAT PISAU DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS,"
Multikultura: Vol. 4:
No.
3, Article 20.
DOI: 10.7454/multikultura.v4i3.1186
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/multikultura/vol4/iss3/20