KELENTENG SIN TEK BIO, PASAR BARU, JAKARTA SEBAGAI LIVING MONUMENT DALAM KONSEP TIME & SPACE

Authors

Surya Anderson S., Program Studi Cina, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas IndonesiaFollow
Rahadjeng Pulungsari Hadi, Program Studi Cina, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas IndonesiaFollow

Abstract

Sin Tek Bio Temple is one of the ancient temples located in the Pasar Baru area, Central Jakarta. The various dynamics of time and space pose challenges for Sin Tek Bio Temple to continuously maintain its existence as a living monument in the Pasar Baru area. The conditions of time and space influence the worship symbols, labels, and public perspectives regarding Sin Tek Bio Temple. The research method used in this study is a qualitative-descriptive method combined with field studies. The researcher conducted the study through several stages, namely literature review, field observation, and interviews with experts. The findings of this research present a detailed explanation of the time and space dynamics that affect the symbols and labels associated with Sin Tek Bio Temple, as well as an in-depth account of how the temple manages to endure the various challenges it has faced and will continue to face.

References

Abeyasekere, S. (1987). Jakarta: A history. Oxford University Press.

Bandarin, F., & van Oers, R. (2012). The Historic Urban Landscape: Managing Heritage in an Urban Century. Wiley-Blackwell.

Blussé, L. (1986). Strange company: Chinese settlers, mestizo women and the Dutch in VOC Batavia. Foris Publications.

Blussé, L. (1988). Strange Company: Chinese Settlers, Mestizo Women, and the Dutch in VOC Batavia. Foris Publications.

Gunadi, S. (2017). Menjelajah Pasar Baru, ada dua klenteng kuno. Kompasiana. Retrieved from https://www.kompasiana.com

Heidhues, M. F. S. (2003). Chinese Indonesians: An Indonesia-Oriented History. Brill. Herwiratno, M. (2007). Kelenteng: Benteng terakhir dan titik awal perkembangan kebudayaan Tionghoa di Indonesia. Lingua Cultura, 1(1). doi:10.21512/lc.v1i1.264.

Ibnu, F. (2023). Sin Tek Bio, kelenteng bersejarah di tengah keramaian Pasar Baru. RRI. Diunduh dari https://www.rri.co.id

Jokilehto, J. (2005). A History of Architectural Conservation. Routledge. Kayla, N. (2024). Pasar Baru, Pasar Lawas Sejak Zaman VOC. Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kuo, P. C. (2008). Chinese Temples in Southeast Asia: Their Economic and Socio-Cultural Functions. Pelanduk Publications.

Kurniawaty, G., & Ekomadyo, A. S. (2022). Menelusuri Genius Loci Pasar Baru Jakarta. Jurnal Arsitektur Arcade, 6(1), 30-45. https://doi.org/10.1234/arcade.v6i1.1916

Michi, S. A. (2018). Sin Tek Bio, kelenteng historis yang makin terhimpit di Pasar Baru. Kumparan. Diunduh dari https://www.kumparan.com

Prihantoro, F. (2007). Kelenteng, agama dan identitas budaya masyarakat Cina: Kasus Kelenteng Tay Kak Sie. Diunduh dari https://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/33988#:~:text=Kelenteng%20dike nal%20sebagai%20tempat%20ibadah,kajian%20tentang%20kebudayaan%20masyarakat

%20Cina.

Reid, A. (1988). Southeast Asia in the age of commerce, 1450-1680. Yale University Press. Ricklefs, M. C. (2001). A History of Modern Indonesia since c.1200 (4th ed.). Stanford University Press.

Rizal, M. S. (2022). Sejarah etnis Tionghoa di Jakarta. Kompas. Retrieved from https://www.kompas.com

Salmon, C. (1981). Literature in Malay by the Chinese of Indonesia: A provisional annotated bibliography. Editions de la Maison des Sciences de l'Homme.

Salmon, C. (1991). The Han Chinese in Jakarta: Temple, society, and religion. Archipel, 42, 77- 94.

Salmon, C., & Lombard, D. (1985). Klenteng-klenteng masyarakat Tionghoa di Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.

Santoso, B. (2015). Pengaruh Budaya Tionghoa di Indonesia. Yogyakarta: Balai Pustaka. Santoso, B. (2015). Sejarah Kebijakan Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sejarah. Setyaningrum, A. (2004). Globalisasi dan diaspora Cina dalam perspektif post-kolonial: Dinamika strategi ekonomi dan identitas budaya. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, 8(2), 181- 196.

Smith, L. (2006). Uses of Heritage. Routledge.

Suryadinata, L. (1997). The Ethnic Chinese in Indonesia: Changing Perceptions and Identities. Institute of Southeast Asian Studies.

Sutanto, H. (2018). Pengaruh Budaya Tionghoa di Indonesia. Yogyakarta: Balai Pustaka. The Jakarta Post. (2009). The massacre of 1740 and the fall of the VOC. The Jakarta Post. Diunduh dari https://www.thejakartapost.com

Tjoa-Bonatz, M. L. (2013). Chinese-Indonesian temples: Worship, community, and identity construction. Journal of Chinese Religions, 41(1), 1-22.

Tempo.co. (2023). Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta dan Solo ditandai dengan kekerasan yang berbau rasial. Tempo.co. Diunduh dari https://nasional.tempo.co/read/1867154/kilas- balik-kerusuhan-mei-1998-kerusuhan-berbau-rasial-di-jakarta-dan-solo

Wijaya, A. (2010). Sejarah Perdagangan di Nusantara. Jakarta: Pustaka Sejarah.

Wijaya, A. (2020). Geger Pecinan: Ketegangan Rasial dan Ekonomi di Batavia. Bandung: Sejarah Nusantara.

Wijaya, A. (2020). Living Monuments dan Peran UNESCO. Yogyakarta: Balai Pustaka.

Wijaya, A. (2020). Transformasi Kelenteng di Indonesia. Yogyakarta: Balai Pustaka.

Bahasa Abstract

Kelenteng Sin Tek Bio adalah salah satu kelenteng kuno yang berlokasi di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Berbagai dinamika time and space menjadi tantangan bagi Kelenteng Sin Tek Bio untuk terus mempertahankan eksistensinya sebagai living monument di kawasan Pasar Baru. Situasi time and space mempengaruhi simbol-simbol pemujaan, label, dan perspektif masyarakat mengenai Kelenteng Sin Tek Bio. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif dan studi lapangan. Peneliti menyelesaikan penelitian ini dengan berbagai langkah studi, yaitu studi pustaka, studi lapangan, dan wawancara bersama ahli. Hasil penemuan dari penelitian ini adalah penjabaran detail dinamika time and space yang berpengaruh pada simbol dan label pada Kelenteng Sin Tek Bio, serta merincikan bagaimana Kelenteng Sin Tek Bio dapat bertahan dari berbagai dinamika tantangan yang telah dan akan dihadapi.

Recommended Citation

Anderson S., Surya and Hadi, Rahadjeng Pulungsari (2025) "KELENTENG SIN TEK BIO, PASAR BARU, JAKARTA SEBAGAI LIVING MONUMENT DALAM KONSEP TIME & SPACE," Multikultura: Vol. 4: No. 2, Article 4.
DOI: 10.7454/multikultura.v4i2.1160
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/multikultura/vol4/iss2/4