"Representasi Identitas Budaya dan Arkeologi pada Fasad Rumah Sakit di Kotabaru, Yogyakarta (1901 - 1929)" by Retno Larasati and Ghilman Assilmi
  •  
  •  
 

Abstract

Identity is dynamic and influenced by various factors, one of which is culture. This research is an archaeological study that reviews how identity can be represented through material culture. One form of material culture is the facade of a hospital building in Kotabaru area, Yogyakarta from 1901-1929. Hospital buildings as colonial heritage material culture can be an example of how culture can be represented in physical or material form. This research uses four hospitals as primary data, including Bethesda Hospital, dr. Soetarto Hospital, Dr. Yap Eye Hospital and Panti Rapih Hospital. This research uses the archaeological method which consists of three stages, namely data collection, processing, and interpretation. The purpose of this research is to describe the facades of hospital buildings in Kotabaru area, Yogyakarta and explain the building facades that represent the cultural identity of the group they represent. This research proves that the cultural identity of the group and individual founders of hospital buildings is reflected through the facades. The different facade styles of the four buildings are also an accumulation of external factors, namely the socio-politics of the Dutch colonial government and the Yogyakarta Sultanate.

References

Aguswin, A., & Akromusyuhada, A. (2021). Pelestarian Bangunan Arsitektural Kolonial Belanda di Kawasan Kotabaru. Pelita Teknologi, 16(1), 66–78.

Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta. (2008). Laporan Pendataan Rumah Sakit DKT Yogyakarta. Yogyakarta: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta.

_______________________________. (2009). Laporan Inventarisasi dan Kajian Dampak Pembangunan Yap Square. Yogyakarta: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta.

Chan, T. O., Sun, Y., Yu, J., Zeng, J., & Liu, L. (2021). Symmetry Detection and Analysis of Chinese Paifang Using 3D Point Clouds. Symmetry, 13(11), 1-18.

Departemen Kesehatan RI. (1978). Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia Jilid 1. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Embu, A. N. (2014). Implikasi Poskolonialitas Relasi Kekuasaan Misi Katolik Dan Kolonial Belanda. Jurnal Masalah Pastoral, 3(1), 51–67.

Goenawan, R., & Harnoko, D. (1993). Sejarah Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta: Mobilitas Sosial DI. Yogyakarta Periode Awal Abad Duapuluhan. CV Manggala Bhakti.

Gunawan, dkk. Rumah Sakit Mata Dr YAP 75 Tahun: Sejarah Rumah Sakit Mata Dr. “YAP” . Yogyakarta: Rumah Sakit Mata Dr. Yap.

Hall, S. (1994). Cultural Identity and Diaspore. Dalam Patrick W. & Chrisman (Ed). Colonial Discourse and Post-Colonial Theory: A Reader. London: Harvester Wheatsheaf.

Hall, S. (1997). Representation: Cultural Representations and Signifying Practices. California: Sage Publications Inc.

Handinoto. (1994). “Indische Empire Style” Gaya Arsitektur “Tempo Doeloe” Yang Sekarang Sudah Mulai Punah. Jurnal Dimensi, 1–14.

Handinoto. (2012). Arsitektur dan Kota-Kota di Jawa pada Masa Kolonial. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hides, S. (1996). The Genealogy of Material Culture and Cultural Identity. Dalam Cultural Identity and Archaeology. Routledge.

Insoll, T. (2007). Introduction: Configuring Identities in Archaeology. Dalam The Archaeology of Identities (hlm. 15–32). Routledge.

Kerdiati, N. L. K. R. (2022). Tinjauan Kaca Patri Sebagai Elemen Estetis pada Bangunan. Dasa Citta Desain: E-Book Chapter Desain, 112–129.

Kesuma, Y. (2013). Karakter Visual Kawasan Kotabaru, Yogyakarta Berdasarkan Konsep Garden City. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Krier, R. (1983). Elements of Architecture. London: Academy Group.

Krier, R. (2001). Komposisi Arsitektur. Jakarta: Erlangga.

Meskell, L., & Preucel, W. R. (2007). A Companion to Social Archaeology. Blackwell Publishing.

Rosadi, K. N. A. (2020). Gaya Fasad-Fasad Bangunan Bioskop di Jakarta dan Bandung Abad ke-20. Tugas Akhir. Depok: Universitas Indonesia.

Rowlands, M. (2007). The Politics of Identity. Dalam T. Insoll (Ed.), The Archaeology of Identities (hlm. 59–71). Routledge.

Safrizal, F. (2021). Gaya Fasad Bangunan-Bangunan Sekolah Kolonial di Yogyakarta Tahun 1900 – 1940. Tugas Akhir. Depok: Universitas Indonesia.

Sharer, R. J., & Ashmore, W. (2003). Archaeology: Discovering Our Past. New York: The McGraw-Hill Companies.

Sindhunata. (1999). Dari Onder De Bogen ke Panti Rapih. Yogyakarta: Rumah Sakit Panti Rapih.

Supangat, S., & Setianingsih, R. M. (1995). Kota Baru: Kajian Awal Tentang Kawasan di Yogyakarta. Berkala Arkeologi, 15(3), 180–184.

Susanto, N. N. (2013.) Pengaruh Islam terhadap Identitas Tidung menurut Bukti Arkeologi.

Naditira Widya, 7(2), 117-129.

Tampake, T., & Utomo, S. B. (2019). Identitas Gereja Suku: Konstruksi Identitas Gereja Kristen Jawa (GKJ) Margoyudan dalam Pelayanan Sosial Gereja di Surakarta. KRITIS, 28(1), 53–72.

Uddin, B. (2005). Dari Subsidi hingga Desentralisasi: Kebijakan Pelayanan Kesehatan Kolonial di Jawa (1960 - 1930an). Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Wihardyanto, D., & Sudaryono, S. (2020). Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia dalam Konteks Sejarah Filsafat dan Filsafat Ilmu. LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR, 7(1), 42-56.

Woodward, I. (2007). Understanding Material Culture. California: Sage Publication Inc.

Wulanadha, A., & Dwikurniarini, D. (2016). Perkembangan Fasilitas Zending di Yogyakarta 1901 - 1942. Jurnal Mozaik Sejarah Indonesia, 2(2), 1–15.

Publikasi Elektronik

Badan Pelestarian Cagar Budaya DIY. (2022). Rumah Sakit Petronella (Rumah Sakit Bethesda). Diakses pada 3 November 2022, dari https://bpcbdiy.kemdikbud.go.id/cagarbudaya-rumah-sakit-petronella--rumah-sakit- bethesda-

Lain-Lain

Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 186/Kep/2011.

Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 59/M/2022.

Peraturan Menteri Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia Nomor PM.89/PW.007/MKP/2011.

Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia Nomor PM.25/PW.007/MKP/2007.

Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 225/P/2019.

Bahasa Abstract

Identitas merupakan sesuatu yang dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah budaya. Penelitian ini merupakan kajian arkeologi yang mengulas tentang bagaimana identitas dapat direpresentasikan melalui budaya material. Salah satu bentuk budaya material adalah fasad bangunan rumah sakit di Kawasan Kotabaru, Yogyakarta tahun 1901 - 1929. Bangunan rumah sakit sebagai budaya material peninggalan kolonial dapat menjadi contoh tentang bagaimana budaya dapat direpresentasikan dalam bentuk fisik atau material. Adapun penelitian ini menggunakan empat rumah sakit sebagai data primer, di antaranya Rumah Sakit Bethesda, Rumah Sakit dr. Soetarto, Rumah Sakit Mata Dr. Yap dan Rumah Sakit Panti Rapih. Penelitian ini menggunakan metode arkeologi yang terdiri dari tiga tahapan, yakni pengumpulan, pengolahan, dan penafsiran data. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fasad pada bangunan-bangunan rumah sakit di Kawasan Kotabaru, Yogyakarta dan menjelaskan fasad bangunan yang merepresentasikan identitas budaya dari kelompok yang diwakilinya. Penelitian ini membuktikan bahwa identitas budaya kelompok maupun individu pendiri bangunan rumah sakit tergambar lewat fasad-fasad yang ditampilkan. Perbedaan gaya fasad pada empat bangunan itu juga merupakan akumulasi faktor eksternal yakni sosio-politik dari pemerintah kolonial Belanda dan Kasultanan Yogyakarta.

Share

COinS