"KONTRIBUSI PENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA DALAM IMPLEMENTASI SILA KEDUA PANCASILA" by Heribertus Jani
  •  
  •  
 

Abstract

Penelitian ini bertujuan menguraikan peran pendidikan seni dan budaya terhadap implementasi sila kedua Pancasila. Menurut hasil penelitian UNESCO, pendidikan seni dan budaya berpengaruh besar terhadap perkembangan kognitif, sosial dan emosional, kecakapan berperilaku, kepekaan terhadap lingkungan alam, kemampuan berdialog lintas budaya, dan keterampilan bekerja sama serta saling memahami. Karena itu, dalam pandangan UNESCO pendidikan seni dan budaya mendesak di tengah beraneka problem global seperti ketimpangan, konflik bersenjata, disinformasi, misinformasi, ujaran kebencian, rasisme, xenofobia, dan diskriminasi dalam segala bentuknya. Dalam konteks Indonesia, nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan seni dan budaya sejalan dengan nilai-nilai yang diusung dalam sila kedua Pancasila. Karena itulah maka diperlukan upaya agar pendidikan seni dan budaya bisa diandalkan bagi penerapan sila kedua. Dengan pendekatan studi kepustakaan, hasil penelitian ini menguraikan bagaimana peran pendidikan seni dan budaya bagi : (1) penghargaan terhadap martabat manusia; (2) penghargaan terhadap perbedaan; (3) penciptaan sikap tenggang rasa dan tepa salira; (4) keberanian membela kebenaran dan keadilan; dan (5) sikap kritis di hadapan disinformasi dan misinformasi.

References

Bagus, L. (1996). Kamus filsafat. PT Gramedia Pustaka Utama.

Bahar, S., Indonesia, I. P. P. K., Negara, I. S., Persiapan, I. B. P. U. U., & Indonesia, K. (1995).

Risalah sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), 29 Mei 1945-19 Agustus 1945. (No Title).

Chalmers, F. G. (1996). Celebrating pluralism: Art, education, and cultural diversity (Vol. 5).Getty Publications.

Clarke, E., DeNora, T., & Vuoskoski, J. (2015). Music, empathy and cultural understanding. Physics of life reviews, 15, 61-88.

Clarke, E., DeNora, T., & Vuoskoski, J. (2015). Music, empathy and cultural understanding. Physics of life reviews, 15, 61-88.

Dewantara, Ki Hadjar. (1962). Pendidikan. Yogyakarta: Taman Siswa.

Driyarkara, N. (2006). Karya lengkap Driyarkara: esai-esai filsafat pemikir yang terlibat penuh dalam perjuangan bangsanya. Gramedia Pustaka Utama.

Jelantik, I. G. L. (2016). Membangun karakter berbasis pendidikan seni budaya di sekolah. Mudra Jurnal Seni Budaya, 31 (2).

Julia, J. (2017). Bunga Rampai Pendidikan Seni dan Potensi Kearifan Lokal. UPI Sumedang Press. Kemendikbud (2017). Buku Guru Seni Budaya. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Latif, Y. (2011). Negara paripurna: historisitas, rasionalitas, dan aktualitas Pancasila. Gramedia Pustaka Utama.

Lili Tjahjadi, S. P. (2019). Pelangi Nusantara. Kompas.

Pless, N. M., Maak, T., & Harris, H. (2017). Art, ethics and the promotion of human dignity. Journal of Business Ethics, 144, 223-232.

Rosala, D. (2016). Pembelajaran seni budaya berbasis kearifan lokal dalam upaya membangun pendidikan karakter siswa di sekolah dasar. Ritme, 2(1), 16-25.

Ryana, P., & Idzati, A. (2018). Corruption in the Study of Law and Human Rights. Lex Scientia Law Review, 2(2), 177-188.

Ryana, P., & Idzati, A. (2018). Korupsi dalam Kajian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lex Scientia Law Review, 2(2), 177-188.

Sidford, H. (2011). Fusing arts, culture and social change. Washington, DC: National Committee for Responsive Philanthropy.

Vaughan, K. (2018). Progressive education and racial justice: Examining the work of John Dewey. Education and Culture, 34(2), 39-68.

Vreeland, S. (2006). Fostering empathy through the visual arts. Emotions Learning, 66.

Wohlin, C., Mendes, E., Felizardo, K. R., & Kalinowski, M. (2020). Guidelines for the search strategy to update systematic literature reviews in software engineering. Information and software technology, 127, 106366.

Share

COinS