Abstract
Kemunculan internet merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di Indonesia. Hal tersebut menimbulkan peningkatan terhadap penggunaan media sosial dan penyebaran berbagai konten pada masa pandemi Covid-19, dua di antaranya adalah konten sugar dating dan seksual. Kalangan sugar baby aktif membagikan kegiatan atau pendapatan dari pekerjaan yang dilakukan khususnya pada masa krisis perekonomian saat ini dan narasi, simbol, istilah-istilah terkait seks juga diekspos oleh para pengguna TikTok. Pembicaraan yang dianggap tabu dan memiliki citra negatif sehingga jarang diangkat oleh masyarakat kemudian banyak diunggah. Unggahan tersebut disertai dengan suntingan video yang unik dan melibatkan usur-unsur seperti filter, background, dan backsound yang meminimalisir kesan vulgar. Tidak sedikit respon yang netral atau positif terhadap unggahan konten tersebut dan beberapa di antaranya menunjukkan ketertarikan untuk mendapatkan maupun berbagi informasi. Penelitian terdahulu terkait dengan konsumsi TikTok pada masa pandemi (Kennedy, 2020) telah membahas peningkatan visibiltas TikTok dan selebriti d’Amelio pada masa pandemi yang mempertahankan budaya selebriti perempuan muda. Penelitian terdahulu tentang sugar dating (DeSoto, 2018) terbatas pada produksi budaya pada kalangan mahasiswa dan situs kencan, sedangkan penelitian lainnya (Bleakley, 2008) juga membahas peningkatan komunikasi terkait seks di media sosial yang dapat menyebabkan kognisi seksual. Berdasarkan kasus dan penelitian terdahulu, artikel ini bertujuan untuk menjabarkan bagaimana identitas sugar baby dikonstruksi, perkembangan kalangan sugar baby, negosiasi identitas, dan penerimaan oleh orang-orang di TikTok. Selain itu, penelitian ini juga memaparkan TikTok sebagai media ekspresi kebebasan tubuh dalam mengeksplorasi kenikmatan-kenikmatan intim. Dengan kata lain, penelitian berfokus pada konten sugar dating dan seksual yang diestetisasi melalui TikTok pada masa pandemi. Korpus yang digunakan dalam penelitian berupa kompilasi beberapa video sugar dating dan seksual pada masa pandemi di TikTok. Metode penelitian adalah kualitatif dan analisis wacana kritis. Konsep Walter Benjamin tentang estetisasi karya seni, Seksualitas dan Tubuh oleh Michel Foucault juga digunakan.
References
Bleakley, A., and Henessy, H. 2008. "It Works Both Ways: The Relationship Between Exposure to Sexual Content in the Media and Adolescent Sexual Behavior." Media Psychology 11 (4): 443–61. https://doi.org/10.1080/1521326080291986.
Bresnick, E. 2020. "Intensified: Cinematic Study of TikTok Mobile App." University of Southern California. https://www.researchgate.net/publication/335570557_Intensified_Play_Cinematic_studyof_TikTok_mobile_app
Codero, B.D. 2015. "Sugar Culture and Seekingarrangement.Com Participants: What It Means to Negotiate Power and Agency in Sugar Dating." California State University, Sacramento. http://dspace.calstate.edu/bitstream/handle/10211.3/159309/B.CorderoThesis2015Fall.pd f?sequence=1.
De Ridder, S. 2017. "Social Media and Young People’s Sexualities: Values, Norms, and Battlegrounds." Social Media + Society 3 (4): 205630511773899. https://doi.org/10.1177/2056305117738992.
Foucault, Michel. 2000. Sejarah Seksualitas: Seks dan Kekuasaan. Translated by Rahayu S. Hidayat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hull, T.H. 2017. "From Concubines to Prostitutes: A Partial History of Trade in Sexual Services In Indonesia." Moussons. http://journals.openedition.org/moussons/3771. https://doi.org/10.4000/moussons.3771.
Kennedy, M. 2020. "‘If the Rise of the TikTok Dance and E-Girl Aesthetic Has Taught Us Anything, It’s That Teenage Girls Rule the Internet Right Now’: TikTok Celebrity, Girls and the Coronavirus Crisis." European Journal of Cultural Studies 23 (6): 1069–76. https://doi.org/10.1177/1367549420945341.
Liqian, H. 2018. "Study on the Perceived Popularity of TikTok." Bangkok University, Bangkok. http://dspace.bu.ac.th/bitstream/123456789/3649/1/Hou%20Liqian.pdf.
Platt, M., Davies, S. G., and Bennett, L. R. 2018. "Contestations of Gender, Sexuality and Morality in Contemporary Indonesia." Asian Studies Review 42 (1): 1–15. https://doi.org/10.1080/10357823.2017.1409698 https://findanexpert.unimelb.edu.au/scholarlywork/1309302-contestations-of-gender--sexuality-and-morality-in-contemporary-indonesia.
Reed, L. R. 2015. "Sugar Babies, Sugar Daddies, and the Perceptions of Sugar Dating." The Chicago School of Professional Psychology, Chicago. http://uindonesia.summon.serialssolutions.com/#!/search?bookMark=eNqNiksKwjAUA AMq-.
Suryajaya, M. 2002. Sejarah Estetika. Jakarta Barat: Gang Kabel.
Van Djik, T. 1993. "Principles of Critical Discourse Analysis." Discourse & Society 4 (2): 249– 83. http://discourses.org/OldArticles/Principles%20of%20critical%20discourse%20analysis.pdf pdf.
Wang, S. 2020. "Personal Branding Strategies of Female Entertainment Influencers on TikTok." Rochester Institute of Technology. https://scholarworks.rit.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=11771&context=theses.
Zimmerman, E. 2015. "Sugar for Sale: Constructions of Intimacy in the Sugar Bowl." Wilfrid Laurier University. https://core.ac.uk/download/pdf/143687655.pdf.
Zukin, M. 2020. "TikTok in the Age of Quarantine." Variety 349 (1): 46–49. https://remote-lib.ui.ac.id:2089/docview/2434859387?pq-origsite=summon.
Recommended Citation
Nisa, Azkiya
(2025)
"ESTETISASI KONTEN SUGAR DATING DAN SEKSUAL DI TIKTOK SELAMA PANDEMI COVID-19,"
Multikultura: Vol. 4:
No.
1, Article 12.
DOI: 10.7454/multikultura.v4i1.1151
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/multikultura/vol4/iss1/12