•  
  •  
 

Abstract

Kajian ini membahas tentang kisah Mahabharata yang diapresiasi oleh masyarakat Jawa Kuno dalam abad ke-8—15 M. Bentuk apresiasi tersebut berupa karya sastra, penggambaran relief di candi-candi, dan juga beberapa tokoh dalam Mahabharata yang diarcakan. Kisah Mahabharata lebih populer daripada kisah Ramayana, uraiannya pun lebih luas, sekedar perbandingan beberapa data tentang kedua kisah itu adalah: Dewa utama yang dipuja dalam Ramayana ialah Visnu, sedangkan dalam Mahabharata adalah Siva Mahadeva, Ramayana mempunyai 7 kanda (jilid), sedangkan Mahabharata terdiri dari 18 parwa (bagian kisah), dalam Ramayana adanya tokoh hewan yang berperang, sedangkan dalam Mahabharata sepenuhnya tokoh-tokoh manusia. Setelah dilakukan telaah terhadap uraian kisah Mahabharata dan dampaknya pada masyarakat Jawa Kuno, maka dapat diketahui bahwa kisah Mahabharata (a) mengajarkan detail-detail sistem kerajaan di Jawa, (b) menjadi acuan tindakan bagi para raja dan ksatrya Jawa Kuno, (c) sebagai kisah yang menjadi latar belakang pemujaan nenek moyang, dan (d) tokoh-tokoh cerita dalam Mahabharata menjadi acuan sifat baik dan buruk. Kisah Mahabharata pun sampai sekarang masih dikenal terutama dalam etnik Jawa, Sunda. dan Bali dalam bentuk pagelaran wayang kulit, wayang golek, wayang wong, sendratari, dan bentuk seni pertunjukan lainnya yang berlatar belakang petikan dari kisah tersebut. Mahabharata bukanlah sembarang kisah kepahlawanan, melainkan juga kisah keagamaan yang secara tidak langsung mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang dinarasikan dalam untaian cerita. Hal yang menarik dalam masyarakat Jawa kisah Mahabharata telah dianggap sebagai karya susastra milik orang Jawa sendiri, bukan dari budaya India.

References

Anderson, Benedict R.O.G., 1969. Mythology and the Tolerance of the Javanese. Monograph Series. Modern Indonesian Project Southeast Asia Program, Department of Asian Studies Cornell University, Ithaca, New York.

Bernet Kempers, A.J., 1959. Ancient Indonesian Art. Amsterdam: C.P.J.van der Peet.

Bosch, F.D.K., 1961. “The Oldjavanese bathing-place Jalatunda”, dalam Selected Studies in Indonesian Archaeology. The Hague: Martinus Nijhoff. Halaman 4—107.

Brandes, J.L.A., 1920. Pararaton (Ken Arok): Het Boek der Koningen van Tumapel en van Majapahit. Verhandelingen van Het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Deel LXII. ’s-Gravenhage: Martinus Nijhoff.

Hardjowardojo, Pitono, 1965. Pararaton. Djakarta: Bharatara.

Fontein, Jan, R.Soekmono & Satyawati Suleiman, 1972. Kesenian Indonesia Purba: Zaman- zaman Djawa Tengah dan Djawa Timur. The Asia Society Inc. & New York Graphic Society Ltd. New York: Franklin Book Programs.

Moertjipto, Bambang Prasetyo, Indro Dewa Kusumo & Darmoyo, 1991. Relief Ramayana Candi Prambanan. Yogyakarta: Kanisius.

Munandar, Agus Aris, 1998—99. “Hubungan Bali dan Jawa Timur: Kajian terhadap Arsitektur Keagamaan dalam Abad ke-10—11 M”, dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi VII, Cipanas, 12—16 Maret 1996. Jakarta: Proyek Penelitian Arkeologi Jakarta. Halaman 9— 21.

--------------, 2010. Gajah Mada Biografi Politik. Depok: Komunitas Bambu.

--------------, 2011. Catuspatha: Arkeologi Majapahit. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Nivedita, Sister & Ananda K.Coomaraswamy, 1994. Hindus and Buddhists: Myths and Legends. London: Senate, Studio Editions.

Pigeaud, Th.G.Th., 1924. De Tantu Panggelaran: Een-Oud-Javaansche Prozageschrift Uitgegeven, Vertald en Toegelicht. Dissertasi Rijksuniversiteit te Leiden ’s-Gravenhage: Nederlandsche Boeken Steendrukerij vh.H.L.Smits.

Poerbatjaraka, R.M.Ng., 1968. Tjeritera Pandji dalam Perbandingan. Djakarta: Gunung Agung.

Poerbatjaraka, R.M.Ng. dan Tardjan Hadidjaja, 1957. Kepustakaan Djawa. Djakarta: Djambatan.

Prasetyo, Bagyo & Nurhadi Rangkuti (Editor), 2015. Pernak-pernik Megalitik Nusantara. Yogyakarta: Galang Pres & Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Ras, J.J., 2014. Masyarakat dan Kesusastraan di Jawa. Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Univerasitas Indonesia, Yayasan Naskah Nusantara, Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Satari, Sri Soejatmi, 1987. “Penerapan dan Pengaruh Karya sastra Hindu pada Relief Candi”, dalam 10 Tahun Kerjasama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dan Ecole Française d’Extrême-Orient (EFEO). Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Halaman 23—42.

Soepomo, S. 1972. “Lord of the Mountais in the Fourteenth Century Kakawin”, dalam BKI. deel 128. The Hague: Martinus Nijhoff. Halaman 282—297.

Soeratno, Siti Chamamah, 1997. “Naskah Lama dan Relevansinya dengan Masa Kini”, dalam Tradisi Tulis Nusantara: Kumpulan Makalah Simposium Tradisi Tulis Indonesia 4—6 Juni 1996. Jakarta: Masyarakat Pernaskahan Nusantara. Halaman 7—33.

Zoetmulder, P.J., 1995. Kamus Jawa Kuna-Indonesia 1: A-O. Bekerja sama dengan S.O.Robson. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Share

COinS