Abstract
Tahun demi tahun populasi manusia semakin bertambah. Peningkatan populasi manusia tidak diiringi dengan kapasitas sumber daya alam. Kapasitas sumber daya alam, seperi hutan perlahan semakin berkurang. Lahan hutan yang semakin berkurang disebabkan penebangan pohon dan pembukaan lahan di hutan secara besar-besaran. Kerusakan hutan ini menjadi pembahasan yang menarik dalam tema karya sastra. Karya sastra dengan tema lingkungan ini merupakan respons pengarang terhadap kerusakan hutan. Respons manusia terhadap hutan diungkapkan dengan pendekatan ekokritik. Terdapat enam cerpen yang dianalisis dengan menggunakan pendekatan ekokritik: “Harimau Belang” karya Guntur Alam, “Empana” karya Korrie Layun Rampan, “Kering” karya Wa Ode Wulan Ratna, “Suatu Hari di Perkebunan.” Karya Sori Siregar, “Tebas Tebang” karya Syukri D, “Ongkak” karya Fakhrunnas MA Jabbar. Keenam cerpen ini menekankan pada respons manusia dan hutan. Respons manusia terhadap hutan meliputi tiga poin, yaitu konsep liar rimba, kelas sosial, dan konsekuensi tindakan manusia terhadap hutan. Manusia berinteraksi dengan hutan berdasarkan kebutuhannya untuk bertahan hidup, respons ini berdasarkan acuan ekokritik yang dikemukakan Greg Garrard dalam subbab “Wilderness” atau rimba yang dimuat dalam Ecocritism.
References
Alam, Guntur. (2014). “Harimau Belang” dalam Cerpen Pilihan Kompas 2014: Di Tubuh Tarra dalam Rahim Pohon. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Al-Pauhi, Syukri Datasan. (2013). “Tebang Tebas” dalam Melabuh Kesumat: Kumpulan Cerpen Pilihan Riau Pos 2013. Pekanbaru: Yayasan Sagang.
Arief, Arifin. (1994). Hutan: Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Barber, Charles Victor, dkk. (1999). Menyelamatkan Sisa Hutan di Indonesia dan Amerika Serikat.. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Boyatzis, Richard L. (1998). “A Way of Seeing” dalam Transforming Qualitative Information: Thematic Analysis and Code Development. London: SAGE.
Dahana, Radhar Panca. (2005). “Lelaki dari Negeri Asap” dalam Cerita-Cerita Negeri Asap: Kumpulan Cerpen Radhar Panca Dahana. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Endraswara, Suwardi. (2016). Sastra Ekologis Teori dan Praktik Pengkajian. Yogyakarta:C CAPS.
Garrad, Greg. (2004). Ecocriticsm. New York: Routledge.
Jabar, Fakhrunnas MA. (2005). “Republik Banjir” dalam Sebatang Ceri di Serambi. Riau: AKAR Indonesia.
Ramadhina, Alif Yusrina. (2013). “Relasi Antara Manusia dan Lingkungan Hidup dalam Novel Partikel Karya Dewi Lestari Sebuah Kajian Ekokritisisme”. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia: Depok.
Rampan, Korrie Layun. (2007). “Empana” dalam Kayu Naga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Rueckert, William. (1996). “Literature and Ecology: An Experiment in Ecocriticism” dalam The Ecocriticism Reader: Landmarks in Literary Ecology. Ed. Glotfelty dan Harold Fromm. London: University of Georgia Press.
Siregar, Sori. (2004). “Suatu Hari di Perkebunan” dalam Sang Aktris. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Sori, Siregar. (2009). “Saya Ingin Berdialog” dalam Proses Kreatif. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Sudjiman, Panuti. (1992). Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Recommended Citation
Ramadhani, Sucia and Christomy, Tommy
(2022)
"MANUSIA DAN HUTAN: SEBUAH KAJIAN EKOKRITIK TERHADAP ENAM CERPEN,"
Multikultura: Vol. 1:
No.
2, Article 8.
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/multikultura/vol1/iss2/8
Included in
Other Languages, Societies, and Cultures Commons, Philosophy Commons, South and Southeast Asian Languages and Societies Commons