"MAKNA KEBEBASAN DALAM EKSISTENSIALISME SARTRE PADA PUISI PULKKOT 1-2-3 KARYA NA TAE-JU: PENDEKATAN SEMIOTIK RIFFATERRE" by Shafira Handoyo and Zaini Zaini
  •  
  •  
 

Abstract

Jean-Paul Sartre menyatakan kebebasan sebagai ciri manusia bereksistensi. Kebebasan manusia dicirikan melalui cara mengadanya. Meskipun ada kefaktaan-kefaktaan yang dapat mengurangi penghayatan kebebasannya, Sartre berpendapat bahwa manusia tetap dapat memilih untuk menghayati kebebasannya secara maksimal, tanpa menghiraukan kefaktaan-kefaktaan tersebut. Penyair Na Tae-ju melalui puisi “Pulkkot 1-2-3” mengajak para pembacanya untuk menghayati kebebasannya secara penuh tanpa memperhatikan kefaktaan-kefaktaan yang dihadapinya. Sehubungan dengan itu, penelitian ini berfokus pada analisis puisi “Pulkkot 1”, “Pulkkot 2”, dan “Pulkkot 3” yang diterbitkan pada kumpulan buku puisinya yang berjudul “Kkocheul Bodeut Neoreul Bonda”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna kebebasan dari ketiga puisi melalui teori eksistensialisme Jean Paul Sartre dengan pendekatan semiotik Michael Riffaterre. Penulis menggunakan metode deskriptif-kualitatif untuk mengumpulkan data dan menggunakan metode studi pustaka untuk menemukan referensi relevan guna mendukung penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapatnya makna kebebasan Sartre pada puisi “Pulkkot 1-2-3” melalui ajakan tokoh aku kepada tokoh kamu untuk menghayati kebebasannya secara penuh dengan tidak menyerah pada hidupnya dan tidak menghiraukan kefaktaan yang mengikatnya.

References

Aminuddin. (2009). Pengantar Apresiasi Puisi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

AS, Ambarani, Umaya, N.M. (2010). Semiotika Teori dan Aplikasi pada Karya Sastra.Semarang: IKIP PGRI Semarang Press.

Bagus, Lorens. (2005). Kamus Filsafat (2nd ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Driyarkara, Nicolaus. (2006). Karya Lengkap Driyarkara: Eksistensialisme (Pp. 1299-1318). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hassan, Fuad. (2005). Berkenalan dengan Eksistensialisme (9th ed.). Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Hoed, Benny H. (2011). Semiotik & Dinamika Sosial Budaya (2nd ed.). Depok: Komunitas Bambu.

Pradopo, R.D. (2017). Pengkajian Puisi (15th ed.). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Riffaterre, M. (1978). Semiotics of Poetry. Indiana: Indiana University Press.

Sartre, J-P. (2007). Existentialism and Humanism, terjemahan oleh Carol Macomber. Yale University.

Zoes, Aart van., & Sudjiman, Panuti. (1996). Serba-Serbi Semiotika (2nd ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Fitriani, E.H. (2019). Gerakan Me Too dalam Puisi Gwimul (Monster) Karya Choi Youngmi: Kajian Semiotik dan Sosiologi Sastra. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. Malitasari, Y.P.A. (2019). Anasir-Anasir Eksistensialisme Feminis Puisi Ireum Eobsneun Yeoin-i Doieo Karya Noh Cheon-myeong: sebuah analisis. Universitas Indonesia: Depok.

Riyadi, G.M. (2017). Analisis makna puisi kkot karya Kim Chun Su dengan teori eksistensialisme aku-kamu Martin Buber: pendekatan semiotik. Universitas Indonesia: Depok.

Yuniasti, Herlina. (2019). ‘Potret Diri’ Melalui Semiotika Riffaterre: Puisi Jahwasang Karya Yoon Dongju. Universitas Airlangga: Surabaya.

Wate, R.P. (2014). Interpretasi Puisi Sanyuhwa Karya Kim Sowol Melalui Pendekatan

Semiotik Riffaterre. Universitas Indonesia: Depok.

나태주. (2015). 꽃을 보듯 너를 본다. 지혜.

Sumber daring

풀꽃. (Def. 2) (n.d). Dalam 네이버 국어사전. Diakses melalui https://ko.dict.naver.com/#/entry/koko/abcf7287e7dd49a9a0812b3be5f150a5,11 November 2021.

Wildflower. (n.d). Dalam Oxford Languages. Diakses melalui https://languages.oup.com/google-dictionary-en/, 11 November 2021. http://roman.cs.pusan.ac.kr/

Share

COinS