"KONSEP MANUNGGALING KAWULA GUSTI DALAM LIRIK LAGU SUGIH TANPA BANDHA KARYA SUDJIWO TEJO" by Muhammad Feraldy Naufal and Darmoko Darmoko
  •  
  •  
 

Abstract

Manunggaling kawula Gusti adalah sebuah konsep dalam budaya Jawa yang diajarkan Syekh Siti Jenar, bahwa sejatinya Tuhan itu ada dalam diri manusia. Konsep ini menggambarkan berpadunya kawula (manusia) dengan Gusti (Tuhan). Sugih tanpa bandha adalah pemikiran Raden Mas Panji Sosrokartono, yang kemudian disajikan dan dipopulerkan melalui sebuah tembang oleh Sudjiwo Tejo. Artikel ini mengkaji konsep manunggaling kawula Gusti dalam lirik lagu tersebut. Penelitian dilakukan dengan analisis interpretatif pada lirik lagu dan dalam kerangka konsep etika (filsafat moral) dari Franz Magnis Suseno. Hasil pembahasan dapat dirumuskan bahwa syair lagu Sugih Tanpa Bandha memiliki keterkaitan dengan tahapan-tahapan untuk mencapai kemanunggalan (berpadunya pribadi manusia dengan Tuhan). Adapun temuan yang dapat disajikan yaitu bahwa konsep manunggaling kawula Gusti terjabarkan di dalam litik lagu melalui sebuah penyusunan larik-demi larik ungkapan bahasa yang mengungkapkan relasi antara manusia dan Tuhan. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang hidup tentram dengan tanpa konflik dalam relasi antara manusia dan Tuhan.

References

Asmara, Andi. (2013). Dimensi Alam Kehidupan dan Manunggaling Kawula Gusti dalam Serat Jatimurti. Link: https://www.researchgate.net/publication/316072778_Dimensi_Alam_Kehidupan_dan_ Manunggaling_Kawula-Gusti_dalam_Serat_Jatimurti

Chodjim, Achmad. (2007). Syekh Siti Jenar: Makrifat dan Makna Kehidupan. Jakarta: Serambi.:https://books.google.co.id/books?id=VgWPs0ahsuMC&printsec=copyright&hl=id#v=onepage&q&f=false KBBI Online, https://kbbi.web.id/

Moesseno, Kartono. (2010). Bunga Rampai Sikap Hidup Drs. RMP Sosrokartono. Semarang: Nulisbuku,https://books.google.co.id/books/about/Bunga_rampai_sikap_hidup_Drs_RM P_Sosroka.html?id=L2lgMwEACAAJ&redir_esc=y

Nashichuddin, Ach. (2006). Sufism in Java: The Meeting Point between Sufism and Javanese Mysticism. Malang: UIN, https://ejournal.uin- malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/4613

Poerwadarminta, W.J.S. (1939). Baoesastra Djawa. Batavia

Rahyono,F.X. (2015). Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Schimmel, Annemarie. (1975). Mystical Dimensions of Islam. Chapel Hill: University of North Carolina, http://fatuma.net.d3.gfns.ru/text/schimmel.pdf

Setyani, Turita Indah. (2009). Konsep Kasampurnaning Urip dalam Teks Tantu Panggelaran. Makalah Seminar Internasional Sabdapalon Nayagenggong di PNRI, Jakarta. 6-7 Oktober 2009. https://staff.ui.ac.id/system/files/users/turita.indah/publication/2009konsepkasampurnaninguripdala mtekstantupanggelara.pdf

Suseno, Franz Magnis. (1984). Etika Jawa: Sebuah Analisis Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa, Jakarta:Gramedia, https://library.habi.ac.id/repository/2016/29.pdf

Quine, W.V. (1966). The Ways of Paradox, and Other Essays. London: Harvard University Press,http://www.thatmarcusfamily.org/philosophy/Course_Websites/Readings/Quine%20-%20Ways%20of%20Paradox.pdf

Tarigan, Henry Guntur. (1984). Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Wicoyo, Joko. (1991). Konsep Kekuasaan Jawa dalam Kehidupan Sosial Politik Indonesia. Yogyakarta, https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/31459

Share

COinS