Abstract
Penelitian yang dilakukan terhadap penataan halaman percandian Buddha di Jawa Tengah bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk penataan halaman dengan memperhatikan karakteristik yang terdapat pada halaman percandian Buddha di Jawa Tengah. Pendirian percandian Buddha di Jawa Tengah diketahui berkaitan dengan Dinasti Śailendra yang bercorak Buddhis dan berkuasa pada abad VIII-X Masehi. Percandian ini berfungsi sebagai tempat dilakukannya ritus upacara bagi umat pemeluk agama ataupun didirikan bagi kaum agamawan sebagai vihara. Fungsi yang demikian berkenaan dengan ragam bentuk penataan halaman pada masing-masing percandian Buddha di Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode klasifikasi berdasarkan variabel yang terdapat pada halaman percandian Buddha di Jawa Tengah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penataan halaman beserta variabel yang melekat pada halaman percandian Buddha di Jawa Tengah bertalian erat dengan aktivitas keagamaan yang berlangsung pada percandian tersebut.
References
Anom, I. G. N. 1977. Keterpaduan Aspek Teknis dan Aspek Keagamaan dalam Pendirian Candi Periode Jawa Tengah: Studi Kasus Candi Utama Sewu. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada-Disertasi
____________. 1986. Manusia—lingkungan hidup—teknologi—sosial—budaya, konsepsi metodologi dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi IV, Cipanas tahun 1986. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
Bernet Kempers, A.J. 1959. Ancient Indonesian Art. Amsterdam: C. P. J van der Peet
Bosch, F.D.K. 1924. “A Hypothesis as to the Origin of Indo-Javanese Art”, RUPAM No 19, Hlm 6-41. India
Deetz, James. 1967. Invitation to Archaeology. New York: Natural History Press
Estudiantin, Nusi Lisabilla. 2003. Penataan Halaman Dan Bangunan Pada Pura Kuna Di Bali Diperbandingkan Dengan Candi Penataran Dan Punden Berundak Di Gunung Penanggungan. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia-Tesis.
Fagan, Brian. 2006. Archaeology: A Brief Introduction Ninth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Gutomo (Ed). 1998. Purna Pugar Candi Plaosan Lor. Klaten: Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.
Kusen, dkk. 1991. Candi Sewu: Sejarah dan Pemugarannya. Jakarta: Proyek Pelestarian/Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala.
Magetsari, N. 1997. Candi Borobudur: Rekonstruksi Agama dan Filsafatnya. Depok: Universitas Indonesia-Disertasi.
Munandar, Agus Aris. 2013. Tak Ada Kanal Di Majapahit. Jakarta: WWS (Wedatama Widya Sastra).
Mundardjito. 1983. Hasil Penelitian Lapangan di Situs Kompleks Candi Sewu, tahun 1980-1981 dalam Rapat Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi (REHPA) tahun 1982 di Cisarua. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia
Kusen, dkk. 1991. Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya. Jawa Tengah: Bagian Proyek Pelestarian Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah.
Santiko, Hariani. 1995. Seni Bangunan Sakral Masa Hindu-Buddha di Indonesia (Abad VIII-XV Masehi): Analisis Arsitektur dan Makna Simbolik. Pidato pada upacara pengukuhan Guru Besar Madya Tetap pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Depok, 9 Desember 1995.
Sharer, Robert J & Wendy Ashmore. 2003. Archaeology Discovery Our Past, 3rd ed. New York: Mcgraw-Hill
Soekmono. 1986. Candi Borobudur: pusaka budaya umat manusia. Jakarta: Pustaka Jaya.
Recommended Citation
Sihombing, Yohann Marshel Firstman and Munandar, Agus Aris
(2022)
"PENATAAN HALAMAN PERCANDIAN BUDDHA DI JAWA TENGAH,"
Multikultura: Vol. 1:
No.
1, Article 1.
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/multikultura/vol1/iss1/1
Included in
Other Languages, Societies, and Cultures Commons, Philosophy Commons, South and Southeast Asian Languages and Societies Commons