•  
  •  
 

Abstract

The lenient application of no-fault divorce can potentially increase divorce rates and contradict the principle of making divorce difficult as a form of protection for the family institution. This paper analyzes the application of fault and no-fault principles in divorce cases in Indonesia and South Korea. Indonesia normatively still adopts the fault-based principle, but in practice shows a shift toward no-fault divorce, especially after Constitutional Court Decision No. 38/PUU-IX/2011 declared that the phrase “continuous disputes and quarrels” is constitutional and may serve as a ground for divorce, as long as it is proven that the marriage has reached an irretrievable breakdown. Meanwhile, South Korea applies the no-fault principle more openly but still restricts divorce claims by the fault spouse, as seen in Supreme Court Decision 2013Meu568. This study uses a doctrinal legal research method with a comparative approach. Korea has created a limited space for exceptions in the condition of moral and responsibilities disparity between the parties, while the application of no-fault divorce in Indonesia should be reconsidered carefully to ensure the preservation of the marriage institution.

Bahasa Abstract

Penerapan no-fault divorce yang terlalu longgar dapat membuka ruang bagi peningkatan angka perceraian dan bertentangan dengan prinsip mempersulit perceraian sebagai bentuk perlindungan terhadap institusi keluarga. Tulisan ini menganalisis penerapan asas fault dan no-fault dalam perkara perceraian di Indonesia dan Korea Selatan. Indonesia secara normatif masih menganut asas fault-based principle, namun praktik peradilan menunjukkan kecenderungan pada no-fault principle dan semakin diperkuat setelah adanya Putusan MK 38/PUU-IX/2011 yang menyatakan bahwa frasa "perselisihan dan pertengkaran terus-menerus" konstitusional dan dapat dijadikan dasar perceraian, sepanjang terbukti bahwa kehidupan rumah tangga tidak dapat dipertahankan (irretrievable breakdown of marriage). Di sisi lain, Korea Selatan telah mengadopsi sistem yang lebih terbuka terhadap no-fault principle, namun tetap membatasi gugatan dari pihak yang bersalah (fault spouse) sebagaimana ditegaskan dalam Putusan Supreme Court Korea 2013Meu568. Penelitian ini disusun menggunakan metode penelitian doktrinal dengan pendekatan perbandingan hukum. Korea telah memberikan ruang pengecualian secara terbatas dalam kondisi adanya ketimpangan moral dan tanggung jawab antara para pihak dalam perkawinan, sedangkan penerapan no-fault divorce secara longgar di Indonesia perlu untuk ditinjau kembali secara hati-hati untuk keberlangsungan institusi keluarga.

References

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Act on Enforcing and Supporting Child Support Payment, Act No. 12532, March. 24, 2014, As Mended Up to Act No. 13216, Mar. 11, 2015. [s.k]

Constitution of the Republic of Korea Wholly Amended by Constitution No. 10, Oct.29, 1987. [s.k]

Instruksi Presiden Republik Indonesia Tentang Kompilasi Hukum Islam. Inpres Nomor 1 Tahun 1991.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijke Wetboek]. Diterjemahkan oleh R. Soebekti dan R. Tjitrosudibio.

Korean Civil Act. Act No. 471 Of February 22, 1958, As Mended Up to Act No. 11728 Of April 5, 2013. [s.k]

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. PP Nomor 9 Tahun 1975. LN Tahun 1975 No. 12, TLN No. 3050.

Surat Edaran Mahkamah Agung No. 4 Tahun 2014.

Surat Edaran Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2013.

Surat Edaran Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2022.

Surat Edaran Mahkamah Agung No. 3 Tahun 1981.

Undang-Undang Tentang Perkawinan. UU Nomor 1 Tahun 1974. LN Tahun 1974 No. 1, TLN No. 3019. Sebagaimana diubah terakhir oleh UU Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974. LN Tahun 2019 No. 186, TLN No. 6401.

PUTUSAN PERADILAN

Mahkamah Konstitusi. Putusan No. 38/PUU-IX/2011, Halimah Agustina binti Abdullah Kamil (Pemohon) (2011).

Suwon district court, 2013Bu33 delivered on June 28, 2013. [s.k]

Supreme Court’s Decision 81Meu26 delivered on July 14, 1981. [s.k]

Supreme Court’s Decision 92Meu1078 delivered on April 23, 1993. [s.k]

Supreme Court’s Decision 2013Meu568 delivered on September 15, 2015. [s.k]

Supreme Court Decisions 65Meu37 delivered on September 21, 1965. [s.k]

Supreme Court Decisions71Meu41 delivered on March 23, 1971. [s.k]

Supreme Court Decisions86Meu28 delivered on April 14, 1987. [s.k]

Supreme Court Decisions 90Meu95 delivered on April 27, 1990. [s.k]

Supreme Court Decisions 92Meu990 delivered on March 9, 1993. [s.k]

BUKU

Bogdan, Michael. Pengantar Perbandingan Sistem Hukum. Bandung: Penerbit Nusa Madia, 2010.

Darmabrata, Wahyono. Perbandingan Hukum Perdata. Cet. 4. Jakarta: CV Gitama Jaya, 2006.

Parkman, Allen M. No-Fault Divorce: What Went Wrong?. New York: Routledge, 2018.

Sardjono dan Wahyono Darmabrata (Ed). Perbandingan Hukum Perdata Masalah Perceraian. Cet.1. Jakarta: Gitama Jaya, 2004.

Stark, Barbara. International Family Law: An Introduction. Burlington: Ashgate, 2005.

Sudirman. Pisah Demi Sakinah: Kajian Kasus Mediasi Perceraian di Pengadilan Agama. Jember: Pustaka Radja, 2018.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. Ed.1. Cet. 19. Depok: Rajawali Pers, 2019.

ARTIKEL ILMIAH

Adicahya, Akmal. “Prinsip Fault Dan No-Fault Dalam Sistem Hukum Perceraian di Indonesia.” Badilag Mahkamah Agung, 27 November 2023, https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/prinsip-fault-dan-no-fault-dalam-sistem-hukum-perceraian-di-indonesia-oleh-akmal-adicahya-s-h-i-27-11. Diakses pada tanggal 16 Februari 2025.

Alifya, Nela dan Syaida Radella Clarissa Chairy. “Analisis Perbandingan Hukum Mengenai Hak Asuh Anak Dibawah Umur Akibat Perceraian Antara Indonesia Dan Korea Selatan.” Fakultas Hukum Universitas Trisakti (2024), https://id.scribd.com/document/730104288/Perbandingan-Hukum-Terkait-Hak-Asuh-Anak-Antara-Indonesia-dan-Korea-Selatan. Diakses 2 Agustus. Hlm. 1-13.

Astuti, Fakhriyah Tri, Dkk. “Studi Komparatif Hukum Keluarga Di Indonesia Dan Britania Raya (Inggris Dan Wales).” Jurnal Mahasiswa Fiai-Uii, At-Thullab. Vol. 3 No. 1. 2021. Hlm. 701-720.

Daniel, Richard dan Endah Hartati. “Analisis Perbandingan Hukum Mengenai Tunjangan Pasca Perceraian Di Indonesia.” Jurnal Lex Patrimonium. Vol. 1 No. 1 (2022). Hlm. 1-16.

Lee, Kye Joung. "Notable Supreme Court Cases on Family Law." Journal of Korean Law Vol. 20, No. 1 (February 2021). Hlm. 267-290.

Kim, Hyoung Seok. “The Contemporaneity of the Non-contemporaneous: Divorce Law as a Reflection of the Social Changes in South Korea.” Journal of Korean Law Vol. 19, (2020). Hlm. 177-190.

Kim, Sang Yong. “Civil Law and Social Changes in Korea In The Past 30 Years.” In: Graziadei, M., Zhang, L. (Eds) The Making of The Civil Codes. Ius Gentium: Comparative Perspectives on Law and Justice. Vol. 104 (2023). Hlm. 1487.

Park Dong-Jin. “Korean Divorce Law: Can a Spouse Guilty of Marital Misconduct Get a Divorce Without the Consent of the Other Spouse?.” Yonsei University. 2010. Tersedia pada https://isfl.world/wp-content/uploads/2022/07/South-Korea-2010.pdf. Diakses pada tanggal 14 Mei 2025. Hlm 313-335.

Yune Jinsu. “The Reform of the Consensual Divorce Process and the Child Support Enforcement System in Korea.” Journal of Korean Law. Vol. 11 (2012). Hlm 247-261.

BAHAN LAIN-LAIN

Stijn Cornelis van Huis. “Karakterisasi Yurisprudensi No: 534K/Pdt/1996.” karakterisasi.komisiyudisial.go.id. 27 Juni 2025. Tersedia pada https://karakterisasi.komisiyudisial.go.id/?view=t5nsyMraxMLmx9%2Fn2uDj18bg0g%3D%3D&id=pGWp. Diakses pada tanggal 9 Juni 2025.

Sudono. “Sensitifitas Hakim dalam Menginterpretasikan Alasan Perceraian.” Publikasi Pengadilan Agama Blitar Kelas 1A. Tersedia pada https://pa-blitar.go.id/sensitifitas-hakim-dalam-menginterpretasikan-alasan perceraian/#:~:text=Antara%20suami%20dan%20istri%20terus,No.%201/1974%20jo. Diakses pada tanggal 1 Juni 2025.

Share

COinS
 
 

To view the content in your browser, please download Adobe Reader or, alternately,
you may Download the file to your hard drive.

NOTE: The latest versions of Adobe Reader do not support viewing PDF files within Firefox on Mac OS and if you are using a modern (Intel) Mac, there is no official plugin for viewing PDF files within the browser window.