Journal of Indonesian Tourism and Policy Studies
Abstract
The obedience of Moslem in keeping the commandments and away from God’s prohibitions is the cultural value that forms halal tourism market. This thesis aims to find how a conventional hotel interpret and implement halal tourism policy, as well as how the implication is. My position is in the middle of profit and loss debate of halal tourism, but I am trying to find the right strategy of implementation and non-material implication. This research problems are answered through qualitative approach and ethnography method, while the data are reduced through observation, participation of observation, formal interview and literature review. My findings show that hotel interpret halal tourism only as added value on product and service so the managers aren’t so enthusiastic about the implementation. Eventually, this cause material goal aren’t achieved. Halal tourism is not profitable and not inflict to a financial loss. On the other hand, the hotel is getting a benefit from the implementation of this policy, that is increasing motivation of kitchen staff for working because they are Moslem.
Bahasa Abstract
Ketaatan umat Muslim dalam menaati perintah dan menjauhi larangan Allah adalah nilai budaya yang membentuk pasar wisata halal. Tesis ini bertujuan untuk melihat bagaimana hotel konvensional menginterpretasikan dan mengimplementasikan kebijakan wisata halal, serta bagaimana kebijakan itu berimplikasi. Posisi saya berada di tengah perdebatan untung rugi wisata halal, namun berupaya mencari strategi implementasi yang tepat, serta implikasi yang tidak hanya pada tataran materil, tapi juga non-materil. Rumusan masalah akan dijawab melalui pendekatan kualitatif dan metode penelitian etnografi, sementara data-datanya akan direduksi dari hasil observasi, partisipasi observasi, wawancara dan studi pustaka. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa hotel menginterpretasikan wisata halal hanya sebagai nilai tambah, sehingga mereka tidak antusias pada implementasi dan tujuan materil pun tidak tercapai. Wisata halal tidak menguntungkan dan tidak merugikan secara materil, tapi lebih bersifat politis karena dipicu ambisi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata halal. Di sisi lain, pihak hotel mendapatkan keuntungan dari implementasi kebijakan ini, yaitu meningkatnya motivasi kerja staf dapur yang mayoritas beridentitas Muslim.
Recommended Citation
Laras, Ananda Putri and Gunawijaya, Jajang
(2017)
"Wisata Halal Di Antara Keuntungan Ekonomi Dan Politis,"
Journal of Indonesian Tourism and Policy Studies: Vol. 2:
Iss.
1, Article 1.
DOI: 10.7454/jitps.v2i1.1038
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jitps/vol2/iss1/1