•  
  •  
 

Abstract

This study analyses the role of guardian of democracy performed by Indonesian Constitutional Court in reinterpreting the ideas of economic democracy. Although, in the 1945 Constitution, the economic democracy is well-derived from the mind’s eye of social justice which is established in Pancasila, some economic legislations tends to ignore the idea of economic democracy. Therefore, the Constitutional Court examined the disputed norms through constitutional review in order to maintain constitutional economic order. Besides, as elaborated by the Writer, the “ratio decidendi” stood behind some Constitutional Court’s verdicts used an approach which kept the two fundaments of democracy maintained. Apparently, as the guardian of democracy – not merely the protector of human rights, the Constitutional Court considered the conceptions of freedom and equality consecutively in its judicial verdicts. In this context, if liberty and equality are embodied at proportional measures in Indonesian democracy, the general welfare idealised in the Preamble of the 1945 Constitution will be promoted in our national life.

Bahasa Abstract

Tulisan ini dibuat untuk mengkaji peran pelindung demokrasi yang dijalankan oleh Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam menafsirkan gagasan demokrasi ekonomi. Meskipun gagasan demokrasi ekonomi diturunkan secara konsisten dari sila keadilan sosial sebagaimana tercakup dalam Pancasila ke dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), beberapa Undang-Undang di bidang ekonomi cenderung mengabaikan gagasan ini. Oleh karena itu, Mahkamah Konstitusi melakukan pengujian konstitusionalitas norma-norma UndangUndang tersebut untuk memastikan konstitusionalitas tata ekonomi Indonesia. Di samping itu, sebagaimana dielaborasi oleh Penulis, “ratio decidendi” (pertimbangan hakim) dalam beberapa putusan Mahkamah Konstitusi menunjukkan digunakannya dua dasar bagi demokrasi ekonomi. Jelas kiranya, Mahkamah Konstitusi berperan sebagai penjaga demokrasi, bukan hanya sebagai pelindung hak asasi manusia. Dalam hal ini, Mahkamah Konstitusi menjadikan gagasan kebebasan dan kesetaraan secara bersamaan sebagai pertimbangan dalam putusannya. Demikian, apabila kedua gagasan tersebut mengejewantah secara proporsional pada demokrasi Indonesia, kesejahteraan umum sebagaimana dicita-citakan dalam Pembukaan UUD 1945 akan dapat dimajukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

References

Indonesia. The 1945 Constitution of Republic of Indonesia.

Constitutional Court of Republic of Indonesia. “Decision Number: 002.PUU-I/2003”.

Constitutional Court of Republic of Indonesia. “Decision Number: 036/PUU-X/2012”.

Netherlands-Indies. Indische Staatsregeling.

Arinanto, Satya. Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di Indonesia. 3rd ed. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia., 2008.

Asplund, Knut D., Suparman Marzuki, and Eko Riyanto. Hukum Hak Asasi Manusia. 1st ed. Yogyakarta: Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2008.

Asshiddiqie, Jimly. Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya di Indonesia: Pergeseran Keseimbangan antara Individualisme dan Kolektivisme dalam Kebijakan Demokrasi Politik dan Demokrasi Ekonomi selama Tiga Masa Demokrasi, 1945-1980an. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 1994.

Asshiddiqie, Jimly. Komentar atas Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2nd ed. Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

___________. Konstitusi Ekonomi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010.

___________. Model-Model Pengujian Konstitusional di Berbagai Negara. Jakarta, Sinar Grafika, 2010.

___________. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

___________. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi. 2nd ed. Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Boediono. Ekonomi Indonesia: dalam Lintasan Sejarah. 3rd ed. Bandung: Penerbit Mizan, 2016.

Budiardjo, Miriam Dasar-Dasar Ilmu Politik. Revised ed. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Crouch, Harold. Political Reform in Indonesia after Soeharto. Singapore: ISEAS Publishing, 2010.

Darmodihardjo, Darji, et.al. Santiaji Pancasila. 10th ed. Surabaya: Usaha Nasional, 1991.

Djokosoetono. Hukum Tata Negara. Revised ed. Jakarta: in-Hill-Co., 2006.

___________. Ilmu Negara. Revised ed. Jakarta: Penerbit In-Hill-Co., 2006.

Falaakh, Mohammad Fajrul. Pertumbuhan dan Model Konstitusi serta Perubahan UUD oleh Presiden, DPR, dan Mahkamah Konstitusi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014.

Geertz, Clifford. The Interpretation of Cultures: Selected Essays. New York: Basic Books Inc., 1973.

Hayek, Friedrich August von. The Constitution of Liberty: the Definitive Edition. Chicago: The University of Chicago Press, 2011.

Indrayana, Denny. Indonesian Constitutional Reform 1999-2002: an Evaluation of Constitution Making in Transition. Jakarta: Kompas Book Publisher, 2008.

Isjwara, F. Pengantar Ilmu Politik. Fifth ed. Sl: Penerbit Binacipta, 1974.

Isra, Saldi. Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model Legislasi Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia. 3rd ed. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Kelsen, Hans. General Theory of Law and State. Cambridge: Harvard University Press, 1945.

Kusnardi, Moh., and Harmaily Ibrahim. Hukum Tata Negara Indonesia. Revised ed. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985.

Latief., Yudi Revolusi Pancasila. 1st ed. Bandung: Mizan Publisher, 2015.

Lubis, Todung Mulya. In Search of Human Rights: Legal-Political Dillemas of Indonesia’s New Order, 1966-1990. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Magnis-Suseno, Franz. Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Kenegaraan Modern. 7th ed. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Malaka, Tan. Naar de Republiek Indonesia. 5th ed. Jakarta: LPPM Tan Malaka, 2015.

Rawls, John. Theory of Justice. Revised ed. Cambridge: Harvard University Press, 1999.

Rosseau, Jean Jacques. The Social Contract, a Discourse on the Origin of Equality, and a Discourse of Political Economy. Stilwell: Digireads.com Publishing, 2005.

Simanjuntak, Marsillam. Pandangan Negara Integralistik: Sumber, Unsur, dan Riwayatnya dalam Persiapan UUD 1945. Jakarta: Pustaka Grafiti, 1994.

Swasono, Sri-Edi, and Fauzie Ridjal, ed. Satu Abad Bung Hatta: Demokrasi Kita, Bebas Aktif, Ekonomi Masa Depan. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2002.

Sjahrir. Kebijaksanaan Negara: Konsistensi dan Implementasi. Jakarta: LP3ES, 1987.

Tempo. Muhammad Yamin: Penggagas Indonesia yang Dihujat dan Dipuja. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2015.

Thohari, A. Ahsin. Hak Konstitusional dalam Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016.

Wagner, Richard E. Public Finance: Revenues and Expenditures in a Democratic Society. Toronto: Little, Brown & Company, 1983.

Faiz, Pan Mohamad. “The Protection of Civil and Political Rights by the Constitutional Court of Indonesia”. Indonesia Law Review. Volume 6, Number 2. May-August 2016. P.158 - 179.

Brown, Nathan J., and Julian G. Waller. “Constitutional Courts and Political Uncertainty: Constitutional Ruptures and the Rule of Judges”. International Journal of Constitutional Law. Volume 14, Issue 4. 1 October 2016. P.817-850. https://academic.oup.com/icon/article-lookup/doi/10.1093/icon/mow060. Accessed 30 August 2017.

Constitutional Court of Republic of Indonesia, “Rekapitulasi Perkara Pengujian Undang-Undang”, http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.RekapPUU&menu=5, accessed 22 August 2017.

Meriam Webster Dictionary. “Ideology”. https://www.merriam-webster.com/dictionary/ideology. Accessed 31 July 2017.

The 1933 Montevideo Convention on the Rights and Duties of States. 26 December 1933. https://www.ilsa.org/jessup/jessup15/Montevideo%20Convention.pdf. Accessed 3 August 2017.

Share

COinS