Abstract
The rights of freedom of religion and beliefs are constitutionally guaranteed, both in Indonesia and Germany. However, the right of freedom of religion is not unlimited. This paper aims to identify and analyze (1) Why there is the right of freedom of religion is restricted, (2) What product of the law is that regulates restriction on the right of freedom of religion in Indonesia and Germany, and (3) What purpose do Indonesia and Germany have in restricting the right of freedom of religion? This paper uses a normative research method that references legislation and takes a historical and comparative approach. The restriction of freedom of religion exists to protect the fundamental right or freedoms for every individual to avoid chaos. The restrictions on freedom of religion in the Indonesian Constitution are stated in Article 28 of the 1945 Constitution, Article 73 of Law No. 39 Year 1999, Article 18 of Law No. 12 Year 2005, and in PNPS No. 1 Year 1965. While Germany does not set explicit restrictions, the environment comes from the level of the Act: namely, Article 166–167 of the Criminal Code. In Indonesia, public order is defined as conformity of justice in consideration of morality, religious values, and security in a democratic society. Meanwhile, Germany defines public order as the protection of society based on the principles of balance and tolerance, in that individual freedoms must be balanced with other people’s fundamental rights, although this also means that a person’s idea of divinity must be excluded.
Bahasa Abstract
Hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan mendapatkan jaminan konstitusional yang sangat kuat, baik di Indonesia maupun Jerman. Hanya saja, hak atas kebebasan beragama tersebut bukanlah tanpa batas. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis (1) Mengapa ada pembatasan terhadap hak atas kebebasan beragama? (2) Produk hukum apa yang mengatur pembatasan terhadap hak atas kebebasan beragama di Indonesia dan Jerman? Dan (3) Apa tujuan Indonesia dan Jerman melakukan pembatasan terhadap hak atas kebebasan beragama? Tulisan ini merupakan tulisan normatif, dengan pendekatan perundang-undangan, historis dan komparatif Alasan mengapa ada pembatasan terhadap hak atas kebebasan beragama adalah untuk melindungi hak fundamental atau kebebasan dasar setiap individu, dalam rangka menghindari terjadinya chaos yang dapat mengganggu pencapaian tujuan bersama Indonesia secara spesifik mencantumkan pembatasan kebebasan beragama dalam Konstitusi yaitu Pasal 28J UUD NRI 1945, Pasal 73 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999, Pasal 18 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005, dan PNPS Nomor 1 Tahun 1965. Sedangkan Jerman tidak secara eksplisit mengatur pembatasannya, namun diatur di tingkat Undang Undang yaitu Pasal 166-167 Criminal Code. Tujuan Indonesia dan Jerman melakukan pembatasan adalah untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain sehingga dapat menciptakan public order atau ketertiban umum. Di Indonesia ketertiban umum diartikan sebagai kesesuaian keadilan dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. Sedangkan Jerman mengartikan ketertiban umum sebagai perlindungan masyarakat berdasarkan asas keseimbangan dan toleransi dimana kebebasan itu harus diimbangi dengan hak-hak dasar orang lain, selain itu juga bahwa ide/gagasan mengenai ketuhanan bagi seseorang dikesampingkan.
References
Bibliography Legal documents United Nations. Universal Declaration of Human Rights, G.A. res. 217A (III), U.N. Doc A/810 at 71 (1948). United Nations. International Covenant on Civil and Political Rights, New York, 16 December 1966, UNTS vol. 999 Indonesia. The 1945 Constitution of the State of Republic of Indonesia. Basic Law for the Federal Republic of Germany, Deutscher Bundestag, Berlin, 2010. German Court Federal Administrative Court. Decision. 11.12.1997, Az.: 1 B 60.97. https://www.jurion.de/Urteile/BVerwG/1997-12-11/1-B-6097. Accessed on 15 September 2016. Books Alim, Muhammad. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia dalam Konstiitusi Madinah dan UUD 1945. Yogyakarta: UII Press, 2001. Iskandar, Pranoto. Hukum HAM Internasional, Sebuah Pengantar Kontekstual. Cianjur: IMR Press, 2010. Joseph, Sarah. The International Convenant on Civil and Political Rights: Cases, Materials and Commentary. New York: Oxford University Press, 2000. Kebebasan Beragama atau Berkepercayaan di Indonesia, Editor Chandra Setiawan and Asep Mulyana, (Jakarta: KOMNASHAM, 2006), p.3, 88. Khanif, Al. Hukum dan Kebebasan Beragama di Indonesia. Yogyakarta: LaksBang Mediatama, 2010. Komisi HAM Nasional. Pemetaan Hak atas Kebebasan Beragama dan Kepercayaan di Enam Daerah (The Mapping of Rights of Freedom of Religion and Beliefs in Six Region). Jakarta: Komnasham, 2009. KOMNASHAM. General Commentary of International Covenant on Civil and Political Rights. Jakarta: Komnasham, 2009. Korioth, Stefan and Ino Augsberg. “Religion and the Secular State in Germany.” in Religion and the Secular State / La religion et l’État laïque: Interim National Reports / Rapports Nationaux Intermédiaires, issued for the occasion of the XVIIIth International Congress of Comparative Law, Washington, D.C. – July 2010 eds. Javier Martínez-Torrón/W. Cole Durham, Jr. Provo, Utah: The International Center for Law and Religious Studies, Brigham Young University, 2010. MD, Mahfud. Politik Hukum. Jogjakarta: UII Press, 2008. Mulia, Siti Musdah. Perkembangan Konsep Tindak Pidana Terkait dengan Agama dalam Pembaharuan KUHP. Jakarta: ELSAM, 2007. Murphy, Karen. State Security Regimes and the Right to Freedom of Religion and Belief. London: Routledge, 2013. National Commission of Human Rights. Pemetaan Hak atas Kebebasan Beragama dan Kepercayaan di Enam Daerah. Jakarta: National Commission of Human Rights, 2009. RESTRICTIONS OF THE RIGHTS OF FREEDOM OF RELIGIONS ~ 275 ~ Volume 8 Number 3, September - December 2018 ~ INDONESIA Law Review National Commission of Human Rights. Penyelenggaraan Negara yang Baik, Masyarakat dan Warga. Jakarta: Komnas HAM, 2000. Nowak, Manfred. U.N. Covenant on Civil and Political Right-CCPR Commentary. United States of America: NP Engel Publisher, 2005. Rahayu. Hukum HAM. Semarang: Diponegoro University, 2012. Rawls, John. Teori Keadilan, Dasar-dasar Filsafat Politik untuk Mewujudkan Kesejahteraan Sosial dalam Negara. Translated from Theory of Justice, Translator: Uzair Fauzan and Heru Prasetyo. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Saafroedin, Bahar. Hak Asasi Manusia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997. Siahaan, Maruarar. Undang-Undang Dasar 1945 Konstitusi yang Hidup. Jakarta: Secretary General and the Secretariat of Constitutional Court, 2008. Sihombing, Uli Parulian. Hak Atas Kebebasan Beragama/Berkeyakinan di Dalam Perspektif HAM: Teori dan Praktek. Jakarta: ELSAM, 2013. Sofyan, Yayan. Memahami Substansi Hak Azasi Manusia: Kajian Filosofis, Sosiologis dan Agama. Yogyakarta: PUHAM UII, 2010. Vospernik, Manfred Nowak da Tanja. Pembatasan-Pembatasan yang Diperbolehkan Terhadap Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan, Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan, Seberapa Jauh, (Sebuah Referensi tentang PrinsipPrinsip dan Praktek). Jakarta: Kanisius, 2010. Winarta, Frans. Suara Rakyat Hukum Tertinggi. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2009. Articles Robbers, Gehard. “Religious Freedom in Germany.” Brigham Young University Law Review 24, no. 2 (2001): 647. Triyanta, Agus. “Mencari Benang Merah Konstitusional Antara Kebebasan Beragama dan Penodaan Agama, Dari Konsep Blasphemy Law Hingga Pelarangan Ahmadiyah di Indonesia.” UNISIA, 35, no. 78 (2013): 26. Rahim, Imral Rizki. “Kontroversi Pelarangan Ahmadiyah di Indonesia: Perspektif Hak Asasi Manusia.” Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum.” (Journal of Law) 1, no. 1 (2004): 26. Wamwara John Joseph, “Limitations to Freedom of Religion,” ADH LL.M Paper 2011- 2012 Websites dejure.org. “Law information System Ltm. (Rechtsinformationssysteme GmbH), (Strafgesetzbuch, Abschnitt 11, 166 Beschimpfung von Bekenntnissen, Religionsgesellschaften und Weltanschauungsvereinigungen).” https:// dejure.org/gesetze/BGB/253.html. Accessed on 1st October 2016. Huggler, Justin. “Germany fines man for ‘blasphemous’ car bumper stickers.” http:// www.telegraph.co.uk/news/worldnews/europe/germany/12174806/ Germany-fines-man-for-blasphemous-car-bumper-stickers.html. Accessed on August 12th 2016. Lena, Stern. “The penalty due to the creed abuse (Der Strafgrund der ~ 276 ~ SARASWATI, WICAKSONO, GANINDHA, HIDAYAT Volume 8 Number 3, September - December 2018 ~ INDONESIA Law Review Bekenntnisbeschimpfung).” Edition Rechtskultur. http://www.uniregensburg.de/rechtswissenschaft/buergerliches-recht/loehnig/ medien/band3oa.pdf. Accessed on September 2nd 2016. Robbers, Gerhard. “The Permissible Scopeof Legal Limitations on the Freedom of Religion or Belief in Germany.” HeinOnline.org. Accessed on August 15th 2016.
Recommended Citation
Saraswati, A. A. A. Nanda; Wicaksono, Setiawan; Ganindha, Ranitya; and Hidayat, M. Choirul
(2018)
"RESTRICTIONS OF THE RIGHTS OF FREEDOM OF RELIGIONS: COMPARISON OF LAW BETWEEN INDONESIA AND GERMANY,"
Indonesia Law Review: Vol. 8:
No.
3, Article 2.
DOI: 10.15742/ilrev.v8n3.510
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/ilrev/vol8/iss3/2