Abstract
Kabupaten Banyumas sebagai wilayah dengan jumlah kasus TB tertinggi di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan angka pelaporan kasus TB. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran dan kesesuaian pelaksanaan surveilans TB dari segi input, proses, dan output di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas berdasarkan pedoman yang ada. Penelitian kualitatif deskriptif menggunakan data primer melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan jumlah informan sebanyak 2 orang yang dipilih dengan metode purposive sampling. Beberapa komponen surveilans yang belum memenuhi standar yaitu jumlah petugas (Man), pelatihan bagi petugas (Man), pendanaan (Money), sarana transportasi (Material), alat TCM (Material), sarana kepustakaan (Material), aplikasi SITB (Material), capaian indikator kelengkapan dan ketepatan waktu pelaporan oleh unit pelapor (Pengumpulan Data), pelaksanaan analisis analitik (Analisis Data), dan penerbitan Profil Surveilans Epidemiologi Kabupaten/Kota sebanyak 1 kali setahun (Informasi). Perlunya mengatasi masalah utama terlebih dahulu, yaitu masalah terkait pendanaan dan SDM dengan pengadaan tenaga kerja dilanjutkan dengan pengorganisasian tugas, dan advokasi pendanaan kepada pihak terkait agar pelaksanaan surveilans TB optimal.
References
1. Pusdatin Kementrian Kesehatan RI. Infodatin TB. Jakarta; 2016.
2. World Health Organization. Global tuberculosis report 2021. Geneva; 2021.
3. Kementrian Kesehatan RI. Dashboard TB Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2021.
4. Rusiana DA. Laporan Kasus TBC Turun Akibat Pandemi, Wapres: Bisa Tingkatkan Kematian. Nasional Sindo News. 2021;
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2021. Banyumas: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas; 2022.
6. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014.
7. Wiyono D. Manajemen Mutu Pelayanan. Surabaya: Airlangga Unniversity Press; 2000.
8. Ersanti AM, Nugroho A, Hidajah AC. Gambaran Kualitas Sistem Surveilans TB di Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik berdasarkan Pendekatan Sistem dan Penilaian Atribut. J Inf Syst Public Heal. 2016;1(2):9–15.
9. Deswinda, Rasyid R, Firdawati F. Evaluasi Penanggulangan Tuberkulosis Paru di Puskesmas dalam Penemuan Penderita Tuberkulosis Paru di Kabupaten Sijunjung. J Kesehat Andalas. 2019;8(2):211–9.
10. Kurnia L. Evaluasi Program Surveilans Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis Di Puskesmas Pekan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Tahun 2016. Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi. Bukittinggi: Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi; 2016.
11. Arikunto S. Manjemen Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.
12. Ika L. Teknik pengambilan sampel purposive dan snowball sampling. J Kajian, Penelit Pengambilan Pendidik Sej. 2021;6(1):33–9.
13. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 67 Tahun 2016 tentang penanggulangan tuberkulosis. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016. p. 163.
14. Fathoni A. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta; 2006.
15. Listiana N, Suryoputro A, Sriatmi A. Analisis Penyebab Rendahnya Kinerja Organisasi Di Puskesmas Candilama Kota Semarang. J Kesehat Masy. 2018;6(1):49–56.
16. Hasibuan MSP. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi revisi). Jakarta: Grasindo; 2005.
17. Tampubolon H. Strategi manajemen sumber daya manusia dan perannya dalam pengembangan keunggulan bersaing. 2014. 192 p.
18. Sulaefi. Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Terhadap Disiplin Kerja Dan Kinerja Karyawan. J Manaj Dan Kewirausahaan. 2017;5(1):8–21.
19. Asad M, Mahfod J. Training and Development and its Impact on the Employee’s Performance A Study of Agility Company-Kingdom of Bahrain. Int Rev Manag Bus Res. 2015;4(3):700–12.
20. Erdini D, Dwimawati E, Chotimah I. Evaluasi Program Tb Paru Di Puskesmas Ciampea Kabupaten Bogor Tahun 2019. Promotor. 2020;3(5):452–61.
21. Ratnasari Y, Sjaaf AC, Djunawan A. Evalusi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kasus Tuberculosis di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah. J Manaj Kesehat Yayasan RSDr Soetomo. 2021;7(1):115–24.
22. Munajatisari RR. Analisis Efektivitas Metode Pelatihan Klasikal dan E-Learning. J Chem Inf Model. 2019;53(9):1689–99.
23. Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Tangerang: Binarupa Aksara; 2008.
24. Ferdinandus AY. Pengaruh Alokasi Dana Desa Terhadap Program Pembangunan Desa Pada Kampung Maladuk Distrik Klasafet Kabupaten Sorong. J EL-RIYASAH. 2020;10(2):155–69.
25. Kementrian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2003.
26. Simarmata OS, Lolong DB. Evaluasi Keunggulan Tes Cepat Molekuler dengan Xpert MTB/ RIF Dibanding dengan Uji Mikroskopis dalam Mendiagnosis Tuberkulosis di Indonesia Tahun 2018. Bul Penelit Kesehat. 2020;48(2):109–16.
27. Clair GS. Beyond Degrees : Professional Learning for Knowledge Services. München: Walter de Gruyter; 2003.
28. Suwandono A. Peran Perpustakaan Dalam Mendukung Kinerja Instansi. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta; 2017.
29. Kementrian Kesehatan RI. Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/660/2020 Tentang Kewajiban Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam Melakukan Pencatatan dan Pelaporan Kasus Tuberkulosis. Jakart: Kementerian Kesehatan RI; 2020.
30. Kementrian Kesehatan RI. Surveilans Epidemiologi Penyakit (PEP). 1st ed. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2003.
31. Novrianti DP, Jumaren. Pengaruh Standar Operasional Prosedur Dan Fasilitas Perusahaan Terhadap Kinerja Karyawan. J Manaj Univ Bung Hatta. 2019;14(1):37–45.
32. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011.
33. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Jakart: Kementerian Kesehatan RI; 2016.
34. Hadiprawiro Y. Grafis informasi dalam komunikasi visual. Desain. 2015;2(3):195–202.
35. Kusumajanti, Purnama M, Priliantini A. Diseminasi Informasi Publik Oleh Humas Kementerian Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Dalam Meningkatkan Public Awareness (Studi Kasus Terkait Larangan Penggunaan Pukat Hela Dan Pukat Trawl Pada Nelayan Di Kepulauan Seribu). J Komunikasi, Media dan Inform. 2018;7(3):116–26.
36. Arias KM. Investigasi Dan Pengendalian Wabah Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC; 2010.
Recommended Citation
Hasnanisa, Nadia; Prasetyo, Sabarinah; and Burhanudin, Arif
(2022)
"Evaluasi Sistem Surveilans Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Berdasarkan Pendekatan Sistem,"
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan: Vol. 2:
No.
3, Article 5.
DOI: 10.51181/bikfokes.v2i3.5960
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/bikfokes/vol2/iss3/5