Bhakti: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Abstract
Dilihat dari aspek budaya, masyarakat Betawi berada dalam kondisi yang tidak beruntung. Jakarta sebagai lokasi tempat tinggal mereka merupakan ibu kota sekaligus pusat perpolitikan dan perekonomian negara. Kenyataan ini memberikan dampak semakin mengecilnya wilayah-wilayah tempat tinggal orang Betawi sehingga memperkecil pula ekspresi budaya mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kondisi seperti ini, perkampungan orang Betawi dan identitas di dalamnya memerlukan perhatian khusus. Dari sekian banyak yang masih tersisa, terdapat perkampungan Betawi di wilayah Klender, tempat komunitas Betawi hidup secara turun-temurun. Sebagaimana umumnya orang Betawi, kegiatan main pukul atau silat merupakan salah satu aktivitas anak-anak muda di sana. Aliran yang dikembangkan bermacam-macam dan yang masih aktif hingga kini adalah kelabang liar. Seni beladiri tradisional silat kelabang liar memiliki nilai penting, seperti halnya silat beksi atau cingkrik. Seni beladiri yang hidup di Klender itu digolongkan sebagai tradisi yang semakin sedikit pendukungnya dan jarang terpublikasi. Padahal, seni tradisi harus mendapat perlindungan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, termasuk amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah mencatat, mendeskripsikan, dan memublikasikan seni bela diri silat di Klender guna mendapat apresiasi masyarakat secara luas. Publikasi ini dapat dimanfaatkan sebagai upaya menguatkan identitas perkampungan Betawi sekaligus mengembangkan dan memajukan pariwisata di Jakarta.
References
Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. (2024, 1 Juli). Ragam silat Betawi: Warisan budaya dari Indonesia untuk dunia. Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/news_web/detailnews/ragam-silat-betawi-warisan-budaya-dari-indonesia-untuk-dunia. Diakses 3 September 2024.
Halbwachs, M. (1992). On Collective Memory. The University of Chicago Press.
Nawalanews. (2023, 1 September). Silat kelabang liar gaungkan shalat, shalawat, dan silat. Nawalanews. https://nawalanews.com/posts/235185/silat-kelabang-liar-gaungkan-shalat-shalawat-dan-silat-. Diakses 3 September 2024.
Permas, A. (2003). Manajemen Organisasi Seni Pertunjukan. Penerbit PPM.
Spradley, J. P. (2006). Metode Etnografi. Tiara Wacana.
Shahab, A. (2005). Orang Betawi: Digusur di kampung, dilecehkan di televisi. Betawi dan Jakarta: Tinjauan Budaya. Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (PPKB-DRPM UI).
Tim Peneliti Kebudayaan Betawi FIB. (2011). Langgam Budaya Betawi. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Tim Peneliti Kebudayaan Betawi FIB. (2012). Rupa Gaya Rasa Betawi. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. (2017). https://peraturan.bpk.go.id/Details/37642/uu-no-5-tahun-2017.
Vansina, J. (1985). Oral Tradition as History. James Currey, Ltd.
Recommended Citation
Syahrial, Syahrial
(2024)
"Pengembangan Seni Bela Diri Silat Kelabang Liar di Klender dalam Mendukung Pelestarian Kampung Betawi,"
Bhakti: Jurnal Pengabdian Masyarakat: Vol. 1:
No.
2, Article 3.
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/bhakti/vol1/iss2/3