•  
  •  
 

Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional

Abstract

In developing a career in the military field, there is no difference in opportunities and opportunities between male and female soldiers. However, until now there is still a phenomenon that shows that the number of women who occupy structural positions is very small. If any, the total does not have a representative composition in terms of gender. The existence of an obstacle that only applies to women, makes it difficult for women to reach the top of careers in their fields and leadership positions. As a result, there are only a few women who become leaders, especially leaders in the military world. Barriers that prevent women from occupying the peak of their careers or leadership positions, but do not occur in men are called the glass ceiling. This study aims to analyze whether there are still many women who are hindered by the existence of obstacles in their careers (glass ceiling) in the military field and to find out the empowerment and success of female soldiers in fighting the glass ceiling within the military scope to achieve structural or functional positions in opportunities, roles, and opportunities. and career prospects, including combat roles. The type of research applied is descriptive analytical. Data collection techniques obtained through literature study. The data analysis method applied in this research is the qualitative analysis method. The results of the study show that so far there have been no female military soldiers who have succeeded in occupying strategic positions. However, there are many female soldiers who have managed to reach the highest positions according to their scientific fields. The female soldiers are usually formed from staff ranks or from several fields according to their background or expertise such as military health, military law, military administration, and military finance. Therefore, an organization or institution should provide trust and opportunities and support women so that they can play a leadership role. Keywords: Glass Ceiling; Leadership; Woman; Strategic Position; Military

References

Abqori, N. (2019). Peran Ganda Wanita Sebagai Isteri dan Prajurit TNI-AD (Studi Terhadap Kowad Sub Koor Yogyakarta Korem 072/Pamungkas). Tesis. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ainun, M. (2018). Penerapan Kesetaraan Gender Dalam Pengembangan Karir Karyawan (Studi Perbandingan Antara Bank Syariah dan Konvensional di Pekanbaru). Marwah: Jurnal Perempuan, Agama Dan Jender. 17(1): 80-95.

Ari, Y. (2017). Tenaga Kerja Wanita dalam Perspektif Gender di Nusa Tenggara Barat. Jurnal Al-Maiyyah.10(1): 115-131.

Aydt, H. (1998). The Social Construction of Gender in the Military and Resistance to the Integration of Women. Honors Theses. Carbondale: Southern Illinois University Carbondale.

Bigio, J. & Vogelstein, R. (2016). How Women’s Participation in Conflict Prevention and Resolution Advances U.S. Interests. Studies in Conflict and Terrorism. pp. 1-39.

Blanchard, K. H., Hersey, P., & Johnson, D. E. (2013). Management of organizational behavior: Leading Human Resources (10th ed.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Carreiras, H. (2006). Gender and The Military: Women in The Armed Forces of Western Democracies. New York: Routledge.

Firohmatillah, Z. P., dan Sudirman, A. (2019). Peran Korps Wanita TNI sebagai Pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB dalam Humanitarian Assistance di Lebanon. Indonesian Perspective. 3(2): 133-149.

Fitriani, A. (2015). Gaya Kepemimpinan Perempuan. Jurnal TAPIS. 2(11): 1-24.

Hadi, R. P. & Soesilowati, S. (2014). The Role of Women in Security Indonesian Women Peacekeepers in The UNIFIL: Challenges and Opportunities. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik. 31(4): 380-388.

Heinecken, L. (2015). Are Women ‘Really’ Making a Unique Contribution to Peacekeeping?. Journal of International Peacekeeping. 19(3-4): 227-248.

Hendricks, C., dan Hutton, L. (2008). Reformasi Pertahanan dan Gender. Indonesia: DCAF, OSCE/ODIHR, dan UN-INSTRAW.

Hennigusnia. (2014). Kesenjangan Upah Antar Jender di Indonesia: Glass Ceiling atau Sticky Floor. Jurnal Kependudukan Indonesia. 9(2): 83-96.

Hoge, C., Clark, J., dan Castro, C. (2007). Commentary: Women in Combat and The Risk of Post-Traumatic Stress Disorder and Depression. International Journal of Epidemiology. 36(2): 327-9.

Innayah, M. N., dan Pratama, B. C. (2019). Tantangan dan Kesempatan Wanita dalam Lingkungan Kerja. DERIVATIF: Jurnal Manajemen. 13(2): 8-15.

Kania, D. (2015). Hak Asasi Perempuan dalam Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia. Jurnal Konstitusi. 12(4): 717-734.

KPPPA. (2018). Pembangunan Manusia berbasis Gender 2018. Jakarta: KPP, PA, dan BPS.

Kristiyanto, H., Yusgiantoro, P., Octavian, A., dan Midhio, I. W. (2022). Kepemimpinan Strategis dalam Perspektif Gender. JISOS: Jurnal Ilmu Sosial. 1(2): 149-164.

Laksanti, S. C. (2017). Glass Ceiling Sebuah Mitos atau Fakta Bagi Karier Perempuan. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Lensufiie, T. (2010). Leadership Untuk Profesional dan Mahasiswa. Jakarta: Erlangga.

Marantika. (2017). Peran Wanita dalam Ruang Publik: Perspektif Islam dan Kristen. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Masnisyah, F. (2019). Gaya Kepemimpinan Transformasi Lurah Perempuan dalam Mewujudkan Pelayanan Publik di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Mirshad, Z. (2014). Persamaam Model Pemikiran Al-Ghaza dan Abraham Maslow Tentang Model Motivasi Konsumsi. Tesis. Surabaya: UIN Suan Ampel Surabaya.

Muslim, M. I., dan Perdhana, M. S. (2017). Glass Ceiling: Sebuah Studi Literatur. Jurnal Bisnis STRATEGI. 26(1): 28-38.

Nizomi, K. (2019). Gaya Kepemimpinan Perempuan dalam Budaya Organisasi. JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi). 4(2): 128-149.

Nuraeni, Y., dan Suryono, I. L. (2021). Analisis Kesetaraan Gender dalam Bidang Ketenagakerjaan di Indonesia. Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan. 20(1): 68-79.

Parker, P. S. & Ogilvie, dt. (1996). Gender, Culture, and Leadership: Toward A Culturally Distinct Model of African-American Women Executives' Leadership Strategies. The Leadership Quarterly. 7(2): 189-214.

Partini. (2004). Potret Keterlibatan Perempuan dalam Pelayanan Publik di Era Otonomi Daerah. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 7(3): 315-334.

Partini. (2013). Glass Ceilling dan Guilty Feeling Sebagai Penghambat Karir Perempuan di Birokrasi. Jurnal Komunitas. 5(2): 218-228.

Prasetyawati, N. (2018). Perspektif Gender dalam Pembangunan Nasional Indonesia. Prosiding SEMATEKSOS 3"Strategi Pembangunan Nasional Menghadapi Revolusi Industri 4.0. (5): 54-60.

Putri, W. A. (2021). Pengaruh Pendekatan Multidimensional Tentara Perempuan dalam Operasi Perdamaian UNIFIL di Lebanon. Skripsi. Makassar: Universitas Bosowa.

Putriana, I. (2012). Peran Gender Perempuan Militer dalam Majalah Korps Wanita Angkatan Darat Melati Pagar Bangsa. Jurnal Komunikasi Indonesia. 1(1): 23-29.

Rahim, A. (2016). Peran Kepemimpinan Perempuan dalam Perspektif Gender. Jurnal Al-Maiyyah. 9(2): 268-295.

Rahminita, S. H. (2017). Implementasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW) dan Korelasinya Terhadap Ketidaksetaraan Gender di Cina. Jurnal Ilmu Sosial. 16(1): 41-46.

Safitri, E., dan Listyani, R. (2021). Makna Diri Perempuan Prajurit TNI-AD (Studi Korps Wanita Angkatan Darat “KOWAD” Kodam V Brawijaya). Paradigma. 10(1): 1-16.

Sali, S. (2017). Pelindungan Hak Pekerja Perempuan dalam Perspektif Feminisme. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial. 8(2): 207-222.

Siagian, S. P. (2010). Teori Dan Praktik Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Silaban, M. W., dan Septiana, R. (2020). Glass ceiling pada Jurnalis Perempuan di Newsroom Media Online. Jurnal InterAct. 9(2): 110-119.

Srimulyani dan Innayatillah. (2009). Perempuan dalam Masyarakat Aceh: Memahami Beberapa Persolan Kekinian. Banda Aceh: LOGIKA-ARTI.

Sugiharti, R. P. (2019). Proses dan Bentuk Adaptasi Sosial Budaya Prajurit Tentara Perempuan (KOWAD) di Lembaga Kedinasan TNI AD (DISJASAD). Indonesian Journal of Anthropology. 4(1): 15-30.

Surwondo, N. (1981). Kedudukan Wanita Indonesia dalam Hukum dan Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sutarno. (2012). Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ummah, K. C. (2014). Persepsi Laki-Laki Terhadap Kepemimpinan Perempuan dalam Militer. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Wardatun, A. (2017). Partisipasi Politik Perempuan: Konsep dan Strategi. QAWWAM. 11(1): 19-34.

Yulianti, R., Putra, D. P., dan Takanjanji, P. D. (2018). Women Leadership: Telaah Kapasitas Perempuan Sebagai Pemimpin. MADANI Jurnal Politik dan Sosial Kemasyarakatan. 10(2): 14-29.

Zed, M. (2003). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Bahasa Abstract

Dalam mengembangkan karier di bidang militer, tidak ada perbedaan peluang dan kesempatan antara prajurit pria dan wanita. Namun, hingga saat ini masih dijumpai fenomena yang menunjukkan bahwa jumlah wanita yang menempati jabatan struktural sangat sedikit. Jika ada, totalnya tidak memiliki komposisi yang representatif dalam hal gender. Adanya sebuah hambatan yang hanya berlaku bagi para wanita, menyebabkan wanita sulit mencapai puncak karier di bidangnya dan posisi kepemimpinan. Akibatnya, jumlah wanita yang menjadi pemimpin hanya sedikit, terutama pemimpin dalam dunia kemiliteran. Hambatan yang menghalangi pada wanita untuk menduduki pada puncak kariernya atau jabatan kepemimpinan, namun tidak terjadi pada pria disebut glass ceiling. Penelitian ini bertujuan menganalisis apakah masih banyak ditemukan wanita yang terhalang oleh adanya hambatan-hambatan dalam kariernya (glass ceiling) di bidang militer dan mengetahui pemberdayaan dan keberhasilan prajurit wanita memerangi glass ceiling dalam ruang lingkup militer untuk mencapai posisi struktural atau fungsional dalam kesempatan, peran, dan prospek karier, termasuk peran tempur. Tipe penelitian yang diterapkan adalah deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui studi literatur. Metode analisis data yang diterapkan pada penelitian ini yaitu metode analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejauh ini belum ada prajurit militer wanita yang berhasil menempati posisi strategis. Akan tetapi, tentara wanita yang berhasil mencapai posisi tertinggi sesuai bidang keilmuannya telah banyak. Tentara-tentara wanita tersebut biasanya terbentuk berasal dari jajaran staf maupun dari beberapa bidang yang sesuai dengan latar belakang atau keahliannya seperti bidang kesehatan militer, bidang hukum militer, bidang administrasi militer, dan bidang keuangan militer. Oleh karena itu, semestinya suatu organisasi atau institusi memberi kepercayaan dan peluang serta mendukung pada para wanita agar dapat memainkan peran dalam kepemimpinan. Kata Kunci: Glass Ceiling; Kepemimpinan; Wanita; Posisi Strategis; Militer

Share

COinS