•  
  •  
 
Jurnal Kebijakan Ekonomi

Abstract

Stunting is an indicator for chronic nutritional status that can provide a picture of overall socio-economic disruption in the past, starting from six months old infant and continue until the age of 18 years and can not be corrected again. The study concluded that infant growth monitoring, access to sanitation, health budget allocation per capita, income per capita and female literacy rate are significantiy reducing the occurrence of stunting. While the Theil index shows that the number of stunting is increasingly dispersed throughout Indonesia. At the regional level, the total disparity for stunting tends to decrease. In 2007, 2010 and 2013 the disparity between regions higher than within region, and the highest stunting disparity came from Sulawesi region.

Bahasa Abstract

Stunting merupakan indikator status gizi kronis yang dapat memberikan gambaran gangguan sosial-ekonomi secara keseluruhan di masa lalu, mulai dari bayi usia enam bulan berlanjut sampai usia 18 tahun dan tidak dapat diperbaiki lagi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemantauan pertumbuhan bayi, akses sanitasi, alokasi anggaran kesehatan per kapita, pendapatan per kapita dan tingkat melek huruf perempuan secara signifikan mengurangi terjadinya stunting. Sementara indeks Theil menunjukkan bahwa jumlah stunting semakin tersebar di seluruh Indonesia. Di tingkat regional, total kesenjangan untuk stunting cenderung menurun. Pada tahun 2007, 2010 dan 2013 perbedaan antar daerah lebih tinggi daripada perbedaan di dalam daerah, dan kesenjangan stunting tertinggi berasal dari wilayah Sulawesi.

References

Amelia, Sri Muljati dan Puspitasari, D $. (2010). Pencapaian Pertumbuhan Linear dan Status Pubertas Remaja Dengan Riwayat Gizi Buruk Pada Usia Dini. Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan, 3311): 72-82.

Azwar, A. (2004). Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan Di Masa Datang, Makalah Advokasi Program Perbaikan Gizi Menuju Keluarga Sadar Gizi. Jakarta :Binkesmas

Azwar, A.(2004). Tubuh Sehat Ideal Dari Segi Kesehatan. Dipresentasikan dalam Seminar Kesehatan Obesitas, Senat Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Ul Depok

Suggesting Intuitive Interpretations and Exploring Analytical Applications.Working Paper Number 14. Texas: University of Texas Ineguility Project

Frongillo Edward A, De Onis M dan Hansen Kathleen MP. (1997). Socioceconomic and Demographic Factors Are Associated With Worldwide Patterns of Stunting and Wasting of Children.The Journal of Nutrition 127.12: 2302-9

Henderson, Virginia. (2006). The Concept of Nursing. Journal of Advanced Nursing Vol 53 (1), 2006: 21-31.

Lee J. (2008). The Effect of Community Water and Sanitation Characteristics on Stunted Growth Among Children in Indonesia. Los Angeles: University of California. Disertasi.

Merchant AT, dkk. (2003), Water and Sanitation Associated With Improved Child Growth. European Journal of Clinical Nutrition 57, 2003: 1562-1568

Najahah, Imtihanatun. (2013). Hubungan Karakteristik Sosiodemografi Ibu dan Balita Dengan Balita Stunting Usia 12- 36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Denpasar:

Sjafrizal. (2008). Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Niaga Swadaya

Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Depdiknas

Sudiman, Herman.(2008). Stunting atau Pendek: Awal Perubahan Patologis Atau Adaptasi Karena Perubahan Sosial Ekonomi Yang Berkepanjangan?. Media Litbang Kesehatan Vol. XVIII, No. 1, 2008: 33- 43

Suhardjo.(1989). Sosio Budaya Gizi. Bogor: IPB, Depdikbud. Vol. 9 No. 2, April 2014 (87 — 104)

UNICEF. (1998). The State of The World's Children. New York: Oxford University Press

UNICEF.(1999). The Progress of Nations 1999. New York: UNICEF.

UNICEF.(2012). Ringkasan Kajian: Gizi Ibu dan Anak. Jakarta: UNICEF

Welasasih BD dan Wirjatmadi, RB. (2012). Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Stunting. The Indonesia Journal of Public Health. Vol 8 (3). 2012: 99-104.

Share

COinS