•  
  •  
 

International Review of Humanities Studies

International Review of Humanities Studies

Abstract

This paper analyzes transnationalism as the result of globalization in human mobility, which it has summoned new insecurities, especially when international migration as the excess of transnationalism leads to a burst of issues on the sea border, such as influx of migration, asylum seeker, refugees, and even transnational crimes. Thus, it is very important for Indonesia as a growing maritime state to put more attention to the matter, especially to the eastern part of the archipelago, where transnationalism brings different implication toward nationalism of its people. Through historical methodology and perspective, this article discusses relevant issues to be reflected into current situation and the future, in which it could lead to a more sustainable solution and a further observation toward what it means to be a part of Indonesia itself, to fulfill the need of rephrasing the means of our borders.

References

Arsana, I.M.A. 2013. “Akankah Indonesia Kehilangan Pulau? Belajar dari Kasus Sipadan- Ligitan, Pulau Berhala, Miangas hingga Semakau”, Opinio Juris, Vol. 12, January- April 2013.

Cribb, R., and M. Ford. 2009. Indonesia Beyond the Water’s Edge: Managing An Archiplagic State. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies. '

Department of the Environment and Heritage Commonwealth of Australia. 2002. Ashmore Reef National Nature Reserve and Cartier Island Marine Reserve: Management Plans. Canberra: Environment Australia.

Djalal, H. 1997. Politik Luar Negeri Indonesia dalam Dasawarsa 1990. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies.

Giddens, A. 1992. Sociology. Oxford: Polity Press. Indrawasih, R. 2009. Nelayan Pelintas Batas Indonesia-Australia dan Kompleksitas Permasalahannya. Jakarta: LIPI Press

. ______, R. 2010. “Kerja Sama Bilateral Dalam Kerangka Penyelesaian Masalah Nelayan Pelintas Batas Perairan Indonesia-Australia”, Jurnal Kependudukan Indonesia, Vol. V, No. 2. Kompas, 10 November 1987.

Kompas, 27 November 2005. Kompas, 28 Mei 2005.

Kompas, 8 September 2006. Kompas, 9 November 1987.

apian, A.B. 1992. “Sejarah Nusantara Sejarah Bahari”, Pidato Pengukuhan Guru Besar Tidak Tetap pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Mackie, J. 2000. “Indonesia, Timor Loro Sae, and Australia: the Future of A Triangular Relationship”, The Indonesian Quarterly, Vol. XXVIII, No. 2.

Nainggolan, P.P. (ed.). 2004. Batas Wilayah dan Situasi Perbatasan Indonesia: Ancaman terhadap Integritas Teritorial. Jakarta: Tiga Putra Utama.

Noveria, M. (ed.). 2017. Kedaulatan Indonesia di Wilayah Perbatasan: Perspektif Multidimensi. Jakarta: LIPI Press

. Pailah, S.Y. 2007. Archipelagic State, Tantangan dan Perubahan Maritim (Jilid I: Konflik Perbatasan di Wilayah Perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia). Manado: Klub Studi Perbatasan.

Pence, K. and A. Zimmerman. 2012. “Transnationalism”, German Studies Review, Vol. 35 No. 3, pp. 495-500.

Pudjiastuti, T.N. 2006. “Dinamika Persoalan Perbatasan dan Hubungannya dengan Ekonomi Politik Indonesia-Australia”, in Isu-isu Strategis dalam Hubungan Australia-Asia Timur (1997-2005). Jakarta: LIPI Press.

Stacey, N. 2007. Boats to Burn: Bajo Fishing Activity in the Australian Fishing Zone. Canberra: the Australia National University E Press

Arsana, I.M.A. 2013. “Akankah Indonesia Kehilangan Pulau? Belajar dari Kasus Sipadan- Ligitan, Pulau Berhala, Miangas hingga Semakau”, Opinio Juris, Vol. 12, January- April 2013. Cribb, R., and M. Ford. 2009. Indonesia Beyond the Water’s Edge: Managing An Archiplagic State. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies. Department of the Environment and Heritage Commonwealth of Australia. 2002. Ashmore Reef National Nature Reserve and Cartier Island Marine Reserve: Management Plans. Canberra: Environment Australia. Djalal, H. 1997.

Politik Luar Negeri Indonesia dalam Dasawarsa 1990. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies.

Giddens, A. 1992. Sociology. Oxford: Polity Press.

Indrawasih, R. 2009. Nelayan Pelintas Batas Indonesia-Australia dan Kompleksitas Permasalahannya. Jakarta: LIPI Press.

______, R. 2010. “Kerja Sama Bilateral Dalam Kerangka Penyelesaian Masalah Nelayan Pelintas Batas Perairan Indonesia-Australia”, Jurnal Kependudukan Indonesia, Vol. V, No. 2. Kompas, 10 November 1987.

Kompas, 27 November 2005. Kompas, 28 Mei 2005.

Kompas, 8 September 2006.

Kompas, 9 November 1987.

Lapian, A.B. 1992. “Sejarah Nusantara Sejarah Bahari”, Pidato Pengukuhan Guru Besar Tidak Tetap pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Mackie, J. 2000. “Indonesia, Timor Loro Sae, and Australia: the Future of A Triangular Relationship”, The Indonesian Quarterly, Vol. XXVIII, No. 2.

Nainggolan, P.P. (ed.). 2004. Batas Wilayah dan Situasi Perbatasan Indonesia: Ancaman terhadap Integritas Teritorial. Jakarta: Tiga Putra Utama

. Noveria, M. (ed.). 2017. Kedaulatan Indonesia di Wilayah Perbatasan: Perspektif Multidimensi. Jakarta: LIPI Press.

Pailah, S.Y. 2007. Archipelagic State, Tantangan dan Perubahan Maritim (Jilid I: Konflik Perbatasan di Wilayah Perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia). Manado: Klub Studi Perbatasan.

Pence, K. and A. Zimmerman. 2012. “Transnationalism”, German Studies Review, Vol. 35 No. 3, pp. 495-500.

Pudjiastuti, T.N. 2006. “Dinamika Persoalan Perbatasan dan Hubungannya dengan Ekonomi Politik Indonesia-Australia”, in Isu-isu Strategis dalam Hubungan Australia-Asia Timur (1997-2005). Jakarta: LIPI Press.

Stacey, N. 2007. Boats to Burn: Bajo Fishing Activity in the Australian Fishing Zone. Canberra: the Australia National University E Press

Share

COinS