•  
  •  
 

Abstract

In Indonesia, Acts against the Law (PMH) have remained the same since the KUHPer was enacted in Stb. 1847 No. 23, namely an engagement born for the sake of the law or arising from the law as a result of the actions of people who violate the law. The term Buy spear from side or bear it contains meanings that need to be studied. Indonesia, which inherits the Dutch Criminal Code and the Netherlands itself, needs to be looked at further. For this reason, this research was conducted. In this article, the author uses a normative juridical method with a comparative approach. The findings in this study include that the meaning of PMH is expanded because of jurisprudence and only to what is violated which is now not only "law" but also decency or with what is considered appropriate in social life. In the Netherlands, the meaning of PMH has also been expanded. Based on Article 6:162 of the Dutch BW, what is violated is not limited to social norms that are reasonable according to unwritten law, but also obligations imposed by law, even the settlement of violations of obligations imposed by the criminal law can be directed only to the provision of compensation as appropriate for the settlement of PMH. . Although each of them has undergone expansion, however, PMH is still a concept in civil law that creates a relationship between the right to claim compensation and the obligation to provide compensation between parties who previously did not have any rights. relationship.

Bahasa Abstract

Di Indonesia Perbuatan Melawan Hukum (PMH) tetap begitu adanya sejak KUHPer diundangkan dalam Stb. 1847 No. 23, yaitu suatu perikatan yang dilahirkan demi UU atau yang timbul dari UU sebagai akibat dari perbuatan orang yang melanggar hukum. Istilah Buy spear from side or bear it mengandung makna yang perlu untuk dikaji. Indonesia yang mewarisi KUHPer Belanda dan Belanda sendiri perlu untuk dilihat lebih lanjut. Untuk itu penelitian ini dilakukan. Dalam artikel ini penulis menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan perbandingan. Temuan dalam penelitian ini di antaranya bahwa makna PMH Perluasannya pun karena yurisprudensi dan hanya kepada apa yang dilanggar yang sekarang tidak hanya “hukum” melainkan juga kesusilaan atau dengan yang dianggap pantas dalam pergaulan hidup masyarakat. Di Belanda, pengartian PMH pun mengalami perluasan. Berdasarkan Pasal 6:162 BW Belanda, apa yang dilanggar tidak terbatas hanya kepada kaidah sosial yang wajar menurut hukum tidak tertulis melainkan juga kewajiban yang dibebankan oleh UU bahkan penyelesaian pelanggaran kewajiban yang dibebankan oleh UU pidana pun dapat diarahkan hanya kepada pemberian ganti kerugian selayaknya penyelesaian PMH. Walaupun masing-masing telah mengalami perluasan, namun, tetap saja PMH adalah apakah di Indonesia atau di Belanda adalah sebuah konsep dari hukum perdata yang menimbulkan hubungan hak untuk menuntut ganti kerugian dan kewajiban untuk memberikan ganti kerugian di antara pihak-pihak yang sebelumnya mereka tidak mempunyai hubungan.

Kata kunci: PMH, KUHPerdata, Perbandingan, ganti rugi

References

Artikel

J.W. Neyers. Theory of Vicarious Liability. Alberta Law Review, Vol. 43, No. 2, 2005.

Rob J.P. Kottenhagen dan Pepita A. Kottenhagen-Edgez. Tort and Regulatory Law. (Diterbitkan dalam W.H. van Boom, M. Lukas, C. Kissling (eds.). Tort and Regulatory Law, Tort and Insurance Law Vol. 19, Vienna/New York: Springer 2007) Rotterdam Institute of Private Law Accepted Paper Series.

Willem H. van Boom. On The Intersection between Tort Law and Regulatory Law – A Comparative Analysis. Tort and Insurance Law Vol. 19, Vienna/New York: Springer 2007.

Buku

Henry Campbell Black. Black’s Law Dictionary. West Publishing Co., St. Paul, Minnesota: 1968, ed. ke-4 yang direvisi.

J.S. Badudu. Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia. PT Kompas Media Nusantara (Penerbit Buku Kompas), Jakarta: 2009, cet. ke-5.

Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata. Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek. CV Mandar Maju, Bandung: 1997, cet. ke-8.

Rosa Agustina et al. Hukum Perikatan (Law of Obligations). Diterjemahkan oleh [?]. Pustaka Larasan, Denpasar: 2012, ed. ke-1.

Roscoe Pound. Pengantar Filsafat Hukum. Diterjemahkan dari edisi yang diperluan oleh Mohamad Radjab. PT Bhratara Niaga Media, Jakarta: 1996.

R. Soepomo. Sistem Hukum di Indonesia sebelum Perang Dunia II. PT Pradnya Paramita, Jakarta: 1997, cet. ke-15.

R. Subekti. Hukum Perjanjian. PT Intermasa, Jakarta: 1998, cet. ke-17.

________. Pokok-pokok Hukum Perdata. PT Intermasa, Jakarta: 2010, cet. ke-34.

Soerjono Soekanto dan Purbadi Purbacaraka. Sendi-sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum. PT Citra Aditya Bakti, Bandung: 1993, cet. ke-6.

Soetandyo Wignjosoebroto. Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional. HUMA, Jakarta; Van Vollenhoven Institute, Leiden University, Leiden; KITLV, Jakarta; Epistema Institute, Jakarta: 2014, ed. revisi.

Wirjono Prodjodikoro. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia. PT Refika Aditama, Bandung: 2014, cet. ke-6.

__________. Perbuatan Melanggar Hukum Dipandang dari Sudut Hukum Perdata. CV Mandar Maju, Jakarta: 2000, cet. ke-1.

Peraturan

Moeljatno. Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Sebuah Terjemahan. Bumi Aksara, Jakarta: 2003, cet. ke-22.

Indonesia. Undang Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara Tahun 1986 No. 77, Tambahan Lembaran Negara No. 3344) sebagaimana diubah beberapa kali dan terakhir oleh Undang Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang Undang No. 5 Tahun 1985 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara Tahun 2009 No. 160, Tambahan Lembaran Negara No. 5079).

__________. Undang Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 2000 No. 208, Tambahan Lembaran Negara No. 4026).

__________. Undang Undang No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Tahun 2002 No. 27, Tambahan Lembaran Negara No. 4189).

__________. Undang Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (Lembaran Negara Tahun 2004 No. 6, Tambahan Lembaran Negara No. 4356).

__________. Undang Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 2004 No. 118, Tambahan Lembaran Negara No. 4433) sebagaimana diubah oleh Undang Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 2009 No. 154, Tambahan Lembaran Negara No. 5073).

__________. Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 2007 No. 106, Tambahan Lembaran Negara No. 4756).

__________. Undang Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 No. 140, Tambahan Lembaran Negara No. 5059).

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio. Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan Undang-undang Kepailitan. Sebuah terjemahan. PT Pradnya Paramita, Jakarta: 1999, cet. ke-24.

__________. Kitab Undang Undang Hukum Perdata. Sebuah terjemahan. PT Pradnya Paramita, Jakarta: 1990, cet. ke-22.

Share

COinS